Berkat Inovasi Panas Bumi Pertamina, Kopi Kamojang Tembus Pasar Global

6 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Inovasi teknologi ramah lingkungan dari Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), berhasil membawa kopi Kamojang menembus pasar Asia dan Eropa. Inovasi bernama Geothermal Dry House ini merupakan teknologi pengeringan kopi menggunakan uap panas bumi yang kini menjadi pionir dunia dalam pengolahan kopi berbasis energi terbarukan.

Pertamina pun menggelar acara 'Panen Bersama dan Ekspor Perdana Kopi Geotermal Kamojang' di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jumat (18/7). Acara ini sekaligus menjadi penanda keberhasilan petani kopi lokal mengekspor 15 ton kopi ke berbagai negara di Asia dan Eropa.

Panen ini merupakan bagian dari hasil penerapan teknologi 'Geothermal Dry House' yang dikembangkan PGE bersama petani sejak 2018. Melalui serangkaian pengamatan, riset, dan uji coba, teknologi ini lahir sebagai solusi atas tantangan geografis wilayah Kamojang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memanfaatkan uap buangan dari steam trap panas bumi sebagai sumber panas alternatif, 'Geothermal Dry House' mempercepat proses pengeringan kopi secara efisien dan ramah lingkungan.

Inovasi ini telah memperoleh hak paten dan menjadi teknologi pertama di dunia yang secara langsung memanfaatkan energi panas bumi dalam pengolahan kopi.

Acara ini dihadiri Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Gigih Udi Atmo, serta Perwakilan Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN.

Turut hadir Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi, Direktur Operasi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Ahmad Yani, VP CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Rudi Ariffianto, Pemerhati Lingkungan Valerina Daniel M.A., serta tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Eniya memberi apresiasi kepada para petani kopi binaan PGE atas ekspor perdananya ke pasar global tersebut.

"Agar perusahaan bisa terus bergerak maju, pasti perlu inovasi. Saya melihat PGE dari dulu rohnya luar biasa. Semangat untuk berinovasi itu sudah lama tumbuh di PGE," ujarnya.

Eniya juga menegaskan pemerintah mendorong penuh optimalisasi pemanfaatan panas bumi di Indonesia.

"Untuk pemanfaatan direct use seperti ini sedang kita godok di Peraturan Menteri. Kita mendorong penuh agar ini bisa terlaksana dengan tumbuhnya masyarakat kita yang makin tahu dan terlibat panas bumi. Saya pikir juga daerah pasti nanti mendapat keuntungan yang lebih baik lagi," ungkapnya.

'Geothermal Dry House' mampu mempercepat proses pengeringan hingga tiga kali lipat, sehingga biaya operasional lebih hemat dan kapasitas produksi meningkat. Hasil akhirnya, biji kopi dengan cita rasa lebih kaya dan aroma lebih kuat dibandingkan metode konvensional.

Lewat pendekatan ramah lingkungan berbasis energi bersih, kopi Kamojang hadir sebagai produk hijau bernilai tinggi yang siap bersaing di pasar global.

Julfi Hadi menambahkan, kegiatan panen bersama ini menjadi wujud nyata bahwa panas bumi tak hanya bisa dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik, tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian desa dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

"Semangat para petani kopi di Kamojang menjadi inspirasi bagi PGE untuk terus menghadirkan inovasi yang memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat. Kami percaya bahwa pengembangan energi hijau dari panas bumi seharusnya tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan energi nasional, tetapi juga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar," ujarnya.

Karena itu, PGE berkomitmen untuk membangun ekosistem berkelanjutan yang mendorong terciptanya ekonomi sirkular berbasis energi panas bumi, agar manfaatnya bisa dirasakan secara merata dan berkelanjutan oleh semua pihak.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, inovasi pemanfaatan teknologi untuk memberdayakan petani kopi hingga ke tingkat global dari PGE Pertamina Group sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo yakni memperkuat pembangunan teknologi.

"Inovasi untuk petani kopi juga bagjan dari upaya Pertamina meningkatkan produk lokal ke tingkat global," jelas Fadjar.

Saat ini, melalui program 'Geothermal Coffee Process' (GCP), PGE bermitra dengan 18 kelompok tani dan memberdayakan 312 petani kopi lokal dengan luas lahan mencapai 80 hektar di sekitar WKP PGE Kamojang.

Hasilnya, sepanjang 2024, total penjualan mencapai 4,9 ton green beans, 640 kilogram roasted beans, dan 17.500 bungkus ground coffee, menghasilkan omzet sebesar Rp863,9 juta.

Lebih dari itu, panen bersama ini sekaligus menandai ekspor perdana kopi panas bumi dengan total volume ekspor mencapai 15 ton ke Asia dan Eropa. Langkah ini menjadi bentuk pengakuan internasional terhadap kualitas kopi Kamojang, sekaligus implementasi penerapan ekonomi sirkular berbasis energi bersih.

(ory/ory)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |