Ciri-Ciri Teks Anekdot, Tujuan, Struktur, dan Contohnya

5 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Teks anekdot merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam Bahasa Indonesia. Namun tahukah kamu pengertian dan ciri teks anekdot?

Teks anekdot adalah sebuah cerita atau kisah yang unik karena mengandung lelucon atau unsur lucu. Biasanya anekdot menceritakan sesuatu berdasarkan kejadian sebenarnya tapi bisa juga merupakan cerita rekaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agar dapat lebih mudah memahaminya, simak pengertian dan ciri teks anekdot berikut dilengkapi dengan tujuan dan contohnya.

Apa itu teks anekdot?

Melansir dari buku Bahan Ajar Teks Anekdot, anekdot merupakan cerita singkat yang di dalamnya terdapat unsur lelucon, menarik, dan mengesankan.

Biasanya teks anekdot menceritakan orang penting atau terkenal berdasarkan kisah nyata. Akan tetapi, tidak semua teks anekdot harus menceritakan orang terkenal atau menceritakan kejadian nyata.

Walaupun berisi tentang lelucon atau humor, teks ini tidak semata-mata hanya untuk bercanda, tetapi memiliki makna tersirat.

Umumnya digunakan sebagai sindiran atau kritik yang sering terjadi di lingkungan masyarakat, contohnya di bidang pendidikan, lingkungan politik, ekonomi, dan lainnya.

Anekdot bisa disampaikan dalam acara sketsa humor, film komedi, bincang-bincang televisi, sinetron komedi, stand up comedy dan podcast.

Ciri teks anekdot

Melansir dari buku Teks Anekdot, terdapat beberapa ciri teks anekdot yang membedakannya dengan teks lain, yakni:

  • Bersifat humor atau lelucon, maksudnya teks anekdot berisi kisah-kisah lucu atau bualan.
  • Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
  • Bersifat menyindir
  • Bisa jadi mengenai orang penting
  • Memiliki tujuan tertentu
  • Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
  • Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis.

Tujuan teks anekdot

Setiap pembuatan tulisan atau teks pasti memiliki tujuan, begitu juga dengan teks anekdot. Berikut beberapa tujuan dari teks anekdot:

  • Sarana untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya
  • Sarana untuk hiburan
  • Sarana untuk mengkritik

Struktur teks anekdot

Berikut adalah struktur anekdot yang terdiri dari bagian-bagian yang membentuk teks anekdot secara utuh.

  • Judul: merupakan bagian teks anekdot yang ditulis singkat, padat, dan jelas pada rujukan hal atau objek yang dianekdotkan.
  • Abstrak: merupakan pembukaan yang berfungsi untuk menggambarkan isi teks secara singkat. 
  • Orientasi: menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang peristiwa. Biasanya penulis menyampaikan dengan detail di bagian ini.
  • Krisis: memunculkan suatu masalah unik atau tidak biasa yang terjadi.
  • Reaksi: menggambarkan cara penulis atau tokoh yang diceritakan menyelesaikan masalah. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. Bagian ini sering kali mengejutkan atau tidak terduga.
  • Koda: merupakan bagian akhir cerita berupa simpulan dari kejadian-kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis di dalam teks. Namun, keberadaan koda pada teks anekdot bersifat opsional, bisa ada atau tidak.

Contoh teks anekdot

Setelah mengetahui pengertian, ciri teks anekdot, tujuan, dan strukturnya, selanjutnya adalah memahami cara membuat teks anekdot. Berikut contoh teks anekdot:

Contoh teks anekdot 1

Judul: Aksi Maling Tertangkap CCTV

Abstrak: Seorang warga melapor kemalingan

Orientasi
Pelapor: "Pak saya kemalingan."

Polisi: "Kemalingan apa?"
Pelapor: "Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak.."

Krisis
Polisi: "Kemalingan kok beruntung?"
Pelapor: "Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya."
Polisi: "Sudah minta izin malingnya untuk merekam?"

Reaksi
Pelapor: " Belum... "(sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.
Polisi: Itu ilegal. Anda saya tangkap."

Koda
Pelapor: (hanya bisa pasrah tak berdaya).

Contoh teks anekdot 2

Judul: Dosen yang Menjadi Pejabat

Abstrak: Di kantin universitas, Udin dan Tono, dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.

Orientasi: "Saya heran dosen Ilmu Politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri," kata Tono kepada Udin.

Krisis: Udin ogah-ogahan menjawab pertanyaan Tono. Udin beranggapan bahwa masalah yang dibicarakan Tono itu tidak penting. Namun, Tono tetap meminta agar Udin mau menerka teka-tekinya.

"Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri," jawab Udin merasa jengah.

Reaksi: Ternyata jawaban Udin masih juga salah. Menurut Tono, dosen yang juga pejabat itu tidak bersedia berdiri sebab takut kakinya diambil orang lain. Mendengar pernyataan Tono, Udin menanyakan apa hubungan antara dosen dan pejabat.

Koda: "Ya kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain," ungkap Tono.

Contoh teks anekdot 3

Judul: Guru Menjelaskan Perubahan UUD

Abstrak: Suatu hari, guru Pendidikan Kewarganegaraan menjelaskan perubahan Undang-Undang Dasar (UUD) dari periode ke periode. Ia juga menjelaskan alasan perubahan UUD di Indonesia.

Orientasi: Di tengah kelas, Amin tampak tertidur di kelas. Guru tersebut menegurnya.

"Amin, jelaskan perubahan UUD, lalu apa maksud peraturan diatur di UUD," kata sang guru.

Krisis: "Kalau kenapa diatur di UUD, saya tahu Bu. Soalnya, semuanya akhirnya memang UUD, Ujung-ujungnya Duit," celetuk Amin.

Reaksi: Kawan-kawan Amin cekikikan, sang guru geleng-geleng kepala.

Itulah ciri teks anekdot beserta pengertian hingga contohnya yang dapat dipelajari. Semoga bermanfaat.

(via/juh)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |