CNN Indonesia
Kamis, 10 Jul 2025 13:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Komunitas Yahudi di Australia mulai merasa "sangat tidak aman" karena lonjakan ancaman, aksi vandalisme, hingga kekerasan sejak agresi Israel ke Gaza.
Hal ini diungkapkan oleh utusan khusus Australia untuk memerangi antisemitisme, Jillian Segal, dalam konferensi pers pada Kamis (10/7), tepat satu tahun setelah ia ditunjuk untuk menempati posisi tersebut oleh Perdana Menteri Anthony Albanese.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Segal mengeklaim bahwa sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza, terjadi peningkatan insiden antisemitisme hingga 300 persen dalam waktu satu tahun.
"Kami telah melihat mobil dibakar, sinagoga dibakar, individu Yahudi dilecehkan dan diserang. Ini sama sekali tidak bisa diterima," kata Segal, dikutip dari AFP.
Ia menyoroti dugaan percobaan pembakaran sinagoga di Melbourne pada Jumat lalu.
Di hari yang sama, sekitar 20 pengunjuk rasa dilaporkan menyerbu sebuah restoran milik warga Israel, sementara sejumlah mobil dicoret dengan grafiti dan dibakar di lokasi berbeda di kota yang sama.
"Ini bukan peristiwa yang berdiri sendiri. Ini merupakan bagian dari pola yang lebih luas yang menciptakan intimidasi dan kekerasan, sehingga membuat warga Yahudi Australia merasa sangat tidak aman," ujar Segal.
Bersambung ke halaman berikutnya...