Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Direktur Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, mengatakan pihaknya terus berupaya mengkaryakan talenta-talenta lokal untuk menggelar balapan MotoGP Mandalika.
Priandhi mengatakan marshal yang bertugas di lintasan Sirkuit Mandalika saat ini 100 persen berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal itu sudah terwujud sejak 2024.
"Ya, jadi di MGPA kita ingin menggunakan, mengkaryakan talent-talent dari Indonesia. Itu yang pertama kita sudah lakukan menggunakan talent Indonesia di 2022 akhir. Kemudian di 2023 kita perbanyak lagi mempergunakan talent dari NTB, jadi kalau Marshal yang bertugas di lintasan itu 100 persen sudah NTB, yang di lintasan ya," ujar Priandhi saat media visit ke kantor CNN Indonesia, Jakarta, Jumat (11/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus untuk di luar lintasan, Priandhi mengatakan dibutuhkan lisensi khusus, terutama untuk posisi pimpinan balapan.
"Di luar lintasan masih ada yang kategorinya, ilmunya cukup tinggi ya, beberapa sudah kita bawa ke Sepang, ke Buriram, ke Australia segala. Posisi yang paling tinggi adalah pimpinan lomba. Pimpinan lomba ini selalu dipegang sama FIM dunia, FIM Asia ada beberapa, mesti punya izin lisensi khusus," ucap Priandhi.
Lebih lanjut Priandhi juga sudah memiliki sosok yang bisa memimpin sebuah balapan kelas dunia. Saat ini Indonesia punya empat orang yang bisa menjadi pimpinan balapan, termasuk Priandhi.
"Selama ini di Indonesia hanya pak Eddy Saputra, Biro Roda dua dari IMI. Kemudian pada 2024, saya, mas Donny [Mahardjono] selaku VP Motorsport [MGPA], mas Dika selaku Manager Motorsport [MGPA], kita juga ikut ujian di Prancis."
"Jadi di Indonesia sekarang yang pegang super license ada mas Eddy, saya, mas Donny dan mas Dika yang kami bisa memimpin jalannya lomba. Jadi tergantung dari FIM menugaskan siapa, cuma di Indonesia sudah ada orang-orangnya," ucap Priandhi.
Terkait persiapan MotoGP Mandalika 2025 pada 3-5 Oktober mendatang, Priandhi mengatakan persiapan terus dilakukan oleh pihak MGPA. Persiapan sudah dilakukan sejak Sirkuit Mandalika menggelar ajang balap lainnya, seperti Mandalika Racing Series, Asia Road Racing Championship, hingga GT World Challenge Asia.
"Semua event ini sebenarnya dalam rangka mempersiapkan menuju MotoGP. Eventnya pasti sama, regulasinya sama. Yang kita pakai lampu LED, digital flag juga sama, lampu start sama, timing sensor sama, jump start kameranya sama."
"Jadi menuju sana, barang-barang ini kita periksa. Di GT World kemarin kita temukan ada fiber optic yang sebagai backup, sudah tidak bagus, terlindas forklift, kena ini itu. Jadi menuju MotoGP ini, semua event kita karyakan dalam rangka persiapan," ucap Priandhi menambahkan.
Terkait pengecatan ulang area Sirkuit Mandalika jelang MotoGP 2025, Priandhi mengatakan dibutuhkan waktu sekitar satu bulan.
"Yang paling lama seperti biasa, pasti segala sesuatu yang berhubungan dengan pengecatan. Karena menjelang MotoGP, sirkut harus dicat supaya warnanya bersih dan bagus. Jadi [demi] pencitraan Indonesia, kita cat ulang, ini makan waktu satu bulan sendiri," ujar Priandhi.
(har)