Kronologi Thom Yorke Bersuara soal Palestina, Berujung Blunder

1 day ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Vokalis Radiohead Thom Yorke akhirnya buka suara mengenai situasi di Gaza, yang sudah merenggut sedikitnya 54.510 korban tewas hingga Selasa (3/6), termasuk anak-anak dan perempuan.

Pernyataan itu ia buat akhir Mei lalu, sekitar tujuh bulan setelah turun panggung saat berhadapan dengan warga pro-Palestina dalam konser di Melbourne pada 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yorke mengeluarkan pernyataan panjang delapan halaman di akun Instagram mengenai situasi di Gaza dengan menyebutkan PM Israel Benjamin Netanyahu "ekstremis yang perlu dihentikan."

Pada saat yang sama, Yorke mengecam Hamas dengan menilai mereka "memilih bersembunyi di balik penderitaan rakyatnya."

Awal masalah

Pada Oktober 2024, Thom Yorke menggelar pertunjukan tunggal di Melbourne, dan seseorang dari kerumunan itu mengejeknya, mencoba membuatnya mengatakan sesuatu tentang genosida Israel terhadap rakyat Palestina.

Yorke dari atas panggung malah menanggapinya dengan berkata, "Jangan berdiri di sana seperti pengecut, kemarilah dan katakan. Kau ingin mengganggu malam semua orang? Oke, silakan. Sampai jumpa nanti."

Setelah itu, ia malah melepas gitarnya dan bergegas turun panggung. Beberapa saat setelah itu, ia baru kembali muncul untuk membawakan lagu "Karma Police" sebagai penampilan tambahan.

Momen itu, seperti diberitakan Stereogum pada 30 Mei, membuat banyak penggemar Radiohead kecewa, dan menimbulkan banyak spekulasi tentang sikap anggota band tersebut tentang Israel dan Palestina.

[Gambas:Video CNN]

Respons Yorke

Sekitar tujuh bulan setelah kejadian itu, Yorke buka suara dan mengatakan momen di Melbourne tahun lalu "tidak tampak seperti waktu terbaik untuk membahas bencana kemanusiaan yang sedang terjadi di Gaza."

Ia pun mengaku bingung karena kebisuannya selama ini "malah dianggap sebagai keterlibatan" terhadap salah satu pihak.

Musisi asal Inggris itu kemudian mengklaim berjuang mencari cara yang tepat untuk menanggapi pertanyaan itu di sepanjang sisa tur dan menyinggung situasi tersebut berpengaruh pada kesehatan mentalnya.

"Kebisuan itu, upaya saya menunjukkan rasa hormat kepada semua orang yang menderita dan mereka yang telah meninggal, dan untuk tidak meremehkannya dalam beberapa kata, telah memungkinkan kelompok oportunis lain untuk menggunakan intimidasi dan pencemaran nama baik untuk mengisi kekosongan, dan saya menyesal memberi mereka kesempatan ini. Hal ini sangat memengaruhi kesehatan mental saya."

[Gambas:Instagram]

Ia kemudian meminta masyarakat internasional untuk menekan Israel agar "berhenti," merujuk pada "Netanyahu dan gerombolan ekstremisnya."

"Saya pikir Netanyahu dan kru ekstremisnya benar-benar di luar kendali dan perlu dihentikan, dan bahwa masyarakat internasional harus memberikan semua tekanan yang dapat mereka berikan kepada mereka untuk berhenti."

"Alasan mereka untuk membela diri telah lama memudar dan telah digantikan oleh keinginan yang jelas untuk menguasai Gaza dan Tepi Barat secara permanen."

Lanjut ke sebelah...


Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |