KPR Subsidi Bisa Buat Masyarakat Berpenghasilan Rendah Punya Rumah

3 hours ago 2

KPR Subsidi Bisa Buat Masyarakat Berpenghasilan Rendah Punya Rumah

KPR Subsidi Bisa Buat Masyarakat Berpenghasilan Rendah Punya Rumah (Foto: Okezone)

JAKARTA - Adanya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi di Indonesia membuat masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa membeli rumah. Suku bunga KPR subsidi di Indonesia ditetapkan sebesar 5% tetap (fixed). 

Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo mengatakan, BTN tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan rumah yang terjangkau sesuai dengan program perumahan nasional milik Presiden Prabowo Subianto, tapi juga tetap memberikan imbal hasil yang berkelanjutan. Dari sekitar 70% kredit konsumer di BTN, sebesar 90% merupakan kredit KPR yang diakses oleh masyarakat berpenghasilan rendah. 

"KPR subsidi BTN di Indonesia tidak hanya menjadi solusi atas tantangan kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyakarat berpenghasilan rendah. Bagi BTN, KPR subsidi juga menjadi salah satu motor penggerak bisnis. Ini membuktikan bahwa nilai sosial dan profitabilitas dapat berjalan beriringan,” ujar Setiyo dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (20/6/2025).

1. Porsi KPR Subsidi

Setiyo menjelaskan KPR subsidi yang disalurkan BTN memiliki dampak sosial yang sangat nyata. Di antaranya, produk tersebut menjadi sarana inklusi keuangan bagi keluarga berpenghasilan rendah. Selain itu, dari total KPR BTN secara keseluruhan, sebanyak 61% diakses oleh debitur yang tinggal di pinggiran dan luar kota. 

Lalu, sekitar 68% debitur KPR BTN merupakan kelompok usia produktif 30–60 tahun. Kemudian, sebanyak 31% debitur KPR BTN merupakan perempuan yang menunjukkan upaya perseroan mendorong pembiayaan inklusif di mana ada kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam kepemilikan rumah.

Menurutnya, pengelolaan portofolio secara cermat merupakan kunci untuk menjawab tantangan ganda antara profit dan dampak. BTN pun terus mengembangkan praktik manajemen risiko yang adaptif seiring dengan meningkatnya risiko iklim seperti banjir dan kebakaran.

“Kami terus mengoptimalkan portofolio agar tidak hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga memperkuat kontribusi sosial dan meminimalkan risiko iklim. Profit dan impact harus berjalan beriringan,” jelas Setiyo.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |