Indonesia Darurat Kematian Ibu, Ini Provinsi dengan Angka Tertinggi

9 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Kematian ibu saat hamil, melahirkan, atau pascapersalinan masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan Indonesia. Meski berbagai upaya telah dilakukan, angka kematian ibu (AKI) justru terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), jumlah kematian ibu di Indonesia mencapai 4.129 kasus sepanjang 2023, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 4.005 kasus.

Sementara itu, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maternal mortality rate (MMR) Indonesia sebesar 140 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2023. Meski angkanya menurun dibandingkan 2021 dan 2022, jumlah ini masih tergolong tinggi dan mengkhawatirkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Kesehatan RI, melalui Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Lovely Daisy mengungkapkan, penyebab paling umum dari kematian ibu adalah hipertensi saat kehamilan atau preeklampsia, serta perdarahan saat atau setelah proses persalinan.

"Penyebab kematian ibu terbanyak adalah hipertensi dalam kehamilan, biasa kami sebut dengan preeklampsia, dan perdarahan yang sebenarnya ini bisa dicegah," ujar Lovely mengutip detikHealth.

Preeklampsia sendiri merupakan kondisi tekanan darah tinggi yang muncul pada kehamilan, biasanya setelah usia kehamilan 20 minggu. Masalah ini dapat memicu kerusakan organ, termasuk ginjal dan hati, bahkan mengancam nyawa ibu dan janin jika tidak segera ditangani.

Gejala preeklampsia meliputi:

  • Sakit kepala hebat
  • Gangguan penglihatan
  • Nyeri pada perut bagian atas
  • Mual dan muntah
  • Sesak napas
  • Protein dalam urin (proteinuria)

Penyebabnya bisa berasal dari masalah pembentukan pembuluh darah baru yang seharusnya memasok nutrisi ke plasenta, namun tidak berkembang dengan sempurna.

Risiko lainnya

Selain preeklampsia, perdarahan hebat setelah melahirkan juga menjadi penyumbang besar angka kematian ibu di Indonesia. Sekitar 80 persen kasus perdarahan disebabkan oleh pelemahan kontraksi rahim, yang membuat pembuluh darah di lokasi plasenta tidak tertutup dengan baik.

Kondisi ini bisa terjadi dalam waktu satu hari hingga satu minggu setelah melahirkan. Bila tidak ditangani dengan cepat, perdarahan hebat bisa menyebabkan kematian dalam hitungan jam.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga mencatat sejumlah kondisi medis yang meningkatkan risiko kematian ibu, di antaranya:

  • Anemia pada 48,9 persen ibu hamil
  • Hipertensi pada 12,7 persen ibu
  • Kurang energi kronik (KEK) pada 17,3 persen
  • Komplikasi kehamilan yang dialami oleh 28 persen ibu

Tak hanya itu, penyakit penyerta seperti jantung dan diabetes juga disebut menjadi penyebab yang sering luput dari perhatian.

Wilayah dengan angka kematian ibu tertinggi di Indonesia

10 Tanda-tanda Persalinan Tinggal Menghitung Hari, Sekitar 24-48 Jam Lagi/Foto: Getty Images/NastasicIlustrasi. Data menunjukkan Papua merupakan wilayah dengan angka kematian ibu tertinggi di Indonesia. (Amrikh Palupi)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Long Form SP2020, berikut ini adalah 10 provinsi di Indonesia dengan angka kematian ibu tertinggi (MMR per 100 ribu kelahiran hidup):

1. Papua - 565

2. Papua Barat - 343

3. Nusa Tenggara Timur - 316

4. Sulawesi Barat - 274

5. Gorontalo - 266

6. Sulawesi Tengah - 264

7. Maluku - 261

8. Nusa Tenggara Barat - 257

9. Maluku Utara - 255

10. Bengkulu - 246

(tis/els)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |