Diseksi Aorta, Ancaman Tersembunyi Nyeri Dada yang Sering Diabaikan

6 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Diseksi aorta mungkin terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat. Namun kondisi ini merupakan salah satu kegawatdaruratan medis paling mematikan yang berkaitan dengan jantung.

Menurut dr. Dicky Aligheri Wartono, Sp.BTKV (K), Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular Konsultan, diseksi aorta terjadi ketika lapisan dalam aorta robek dan darah menyusup ke celah antar lapisan dinding pembuluh darah.

"Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan pecahnya aorta yang akan mengakibatkan gangguan suplai darah ke seluruh tubuh termasuk otak, ginjal, dan jantung itu sendiri hingga dapat berujung pada kematian mendadak," ujar dr. Dicky.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, yang membuat diseksi aorta berbahaya karena kemunculannya yang tiba-tiba tanpa peringatan. Gejalanya pun kerap disalahartikan, seperti nyeri dada hebat yang terasa seperti ditusuk atau robek, sering menjalar ke punggung atau perut.

"Tekanan darah bisa tidak stabil, dan pasien bisa kehilangan kesadaran secara mendadak," tutur dr. Dicky.

Dalam kondisi ini, waktu menjadi sangat super prioritas karena pertaruhannya dengan nyawa. Apalagi data menunjukkan bahwa risiko kematian meningkat sebesar satu persen setiap jam jika tidak segera mendapat penanganan, terutama pada diseksi aorta tipe A, yang melibatkan aorta bagian atas.

"Yang membuat diseksi aorta penting untuk dikenali adalah potensinya menyebabkan komplikasi berat pada jantung dan organ lain," ucapnya.

Lebih lanjut dr. Dicky menerangkan, diseksi yang meluas hingga ke akar aorta bisa merusak katup jantung, menyebabkan kebocoran dan gagal jantung akut. Bahkan, aliran darah ke otak pun bisa terhenti jika robekan menyebar ke cabang-cabang utama aorta.

Dari sisi tindakan medis, lanjut dr. Dicky, ada dua pendekatan pembedahan utama yang umum dilakukan, yakni Hemiarch Replacement dan Total Arch Replacement. Pada kasus di mana diseksi belum meluas sepenuhnya, Hemiarch Replacement dilakukan untuk mengganti sebagian lengkung aorta.

Namun karena cepatnya robekan bertambah hingga ke seluruh lengkung dan cabang-cabang ke otak, seringkali dokter terpaksa memilih tindakan Total Arch Replacement. Tindakan ini, yakni penggantian menyeluruh aorta bagian atas atau bahkan hingga disertai penggantian katup (Bentall procedure).

"Prosedur-prosedur ini bersifat kompleks dan memerlukan teknik khusus seperti hypothermic circulatory arrest, yaitu penghentian sementara aliran darah dan pendinginan suhu tubuh untuk menjaga organ tetap aman selama operasi berlangsung," terang dr. Dicky.

Menurut dr. Dicky, operasi menjadi pilihan mutlak pada diseksi aorta tipe A, karena risikonya terlalu tinggi jika hanya ditangani dengan obat. Sebaliknya, pada tipe B yang terjadi di bagian bawah aorta, terapi obat mungkin cukup bila tidak disertai komplikasi, meski tetap harus dalam pemantauan yang ketat.

Dia mengakui, diseksi aorta memang jarang terdengar dibandingkan serangan jantung, namun dampaknya bisa lebih cepat dan mematikan. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala dan pentingnya deteksi dini sangat krusial.

Karena itu, dr. Dicky menyarankan agar siapapun jangan mengabaikan nyeri dada yang berbeda dari biasanya.

"Segera cari pertolongan medis, karena dalam kasus ini, kecepatan penanganan bisa menjadi pembeda antara hidup dan mati," pungkas dr. Dicky.

(ory/ory)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |