Jakarta, CNN Indonesia --
Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang untuk mengusut kasus kematian diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan alias ADP (39).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan olah TKP ulang itu dilakukan pada Jumat (11/7) hari ini dengan melibatkan sejumlah pihak.
Diketahui, ini merupakan olah TKP ketiga yang dilakukan kepolisian terkait kematian diplomat yang jasadnya ditemukan dalam kondisi dilakban awal pekan ini.
Olah TKP pertama dilakukan pada hari yang sama dengan penemuan jasad korban pada Selasa (8/7) dan yang kedua pada Rabu (9/7).
"Tim penyelidik melakukan olah TKP bersama-sama dengan yang pertama dari pihak kedokteran kepolisian. Kemudian yang kedua dari Puslabfor. Kemudian yang ketiga itu dari Inafis Barekrim Polri. Kemudian hadir pula rekan-rekan kami dari dokter, dokter dari RSCM yang melakukan proses autopsi terhadap jenazah," kata Ade Ary kepada wartawan, Jumat.
Kendati demikian, Ade Ary tak membeberkan apa temuan terbaru yang diperoleh penyelidik dari olah TKP ulang pada hari ini.
Lebih lanjut, Ade Ary hanya menyampaikan pihaknya bertindak profesional dalam mengusut kasus kematian diplomat tersebut.
"Sekali lagi, karena ada prinsip kehati-hatian dan kecermatan, ini mohon waktu, tapi yang jelas kasus ini akan kami tangani secara profesional dan akan kami tuntaskan ya, sehingga nanti akan terungkap peristiwa seperti apa," ucap dia.
Sebelumnya korban ditemukan tewas dengan kondisi wajah terlilit isolasi atau lakban di sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) sekitar pukul 08.30 WIB.
Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan ada tanda-tanda kekerasan pada jasad korban. Selain itu, polisi juga menyebut, barang milik korban juga tidak ada yang hilang.
Polisi juga belum menemukan indikasi pembunuhan dalam kasus ini. Berdasarkan keterangan istri, korban diketahui memiliki riwayat penyakit gerd dan kolestrol.
Jasad korban sebelumnya sudah diautopsi di RSCM, Jakarta. Jenazah pun sudah dimakamkan di kampung halamannya, Bantul, DI Yogyakarta, pada Rabu lalu.
Namun, untuk kepastian terkait penyebab kematian korban, masih menunggu hasil autopsi. Termasuk, hasil pemeriksaan histopatologi dan toksiologi.
Kini, penyelidikan kasus tersebut telah diambil Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan kesimpulan terkait penyebab kematian korban akan rampung dalam satu pekan.
"Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan, Insyaallah mudah-mudahan seminggu lagi selesai ya," kata Karyoto, Kamis (10/7).
(dis/kid)