Nilai Pasar Nvidia Cetak Rekor Tertinggi di Dunia, Tembus Rp64.884 T

6 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Nvidia menjadi perusahaan publik pertama di dunia yang mencapai nilai pasar US$4 triliun atau sekitar Rp64.884 triliun (asumsi kurs Rp16.221 per dolar AS).

Pada Rabu (9/7), saham produsen chip asal Amerika Serikat itu sempat naik 2,76 persen setelah pembukaan pasar, mendorong nilai perusahaan melewati ambang US$4 triliun.

Namun, sahamnya kemudian sedikit terkoreksi dan ditutup naik 1,8 persen, dengan kapitalisasi pasar akhir hari di bawah US$4 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pencapaian ini membuat Nvidia mendahului dua raksasa teknologi lainnya, Apple dan Microsoft, dalam lomba menuju US$4 triliun.

Apple mengawali tahun ini sebagai perusahaan paling bernilai di dunia dengan valuasi sekitar US$3,9 triliun atau Rp63.257 triliun, sebelum nilainya merosot dalam beberapa bulan terakhir, salah satunya akibat ketidakpastian ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump.

Sementara itu, Nvidia dan Microsoft sempat saling menyalip sebagai perusahaan paling bernilai sebelum Nvidia melesat jauh lebih dulu.

Kenaikan tajam saham Nvidia tahun ini, yakni naik sekitar 21 persen, didorong oleh peran pentingnya dalam gelombang investasi kecerdasan buatan (AI).

Chip buatan Nvidia menjadi otak di balik pusat data yang digunakan perusahaan seperti Microsoft, Amazon, dan Google untuk mengembangkan model AI dan layanan cloud mereka.

Menurut riset International Data Corporation, belanja global untuk infrastruktur AI diperkirakan akan melebihi US$200 miliar atau setara Rp3.244,67 triliun pada 2028.

Untuk kuartal yang berakhir pada April 2025, Nvidia mencatatkan pendapatan sebesar US$44,1 miliar atau Rp715,34 triliun, melonjak 69 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Ada satu perusahaan di dunia yang menjadi fondasi Revolusi AI, dan itu adalah Nvidia," ujar analis Wedbush Securities Dan Ives dalam catatan risetnya pada 27 Juni, melansir CNN Business.

Nvidia awalnya dikenal lewat chip pengolah grafis (GPU) yang populer di kalangan gamer PC. Kini perusahaan itu agresif mengembangkan teknologi AI untuk robot dan kendaraan otonom.

Pada konferensi pengembang tahunan Maret lalu, Nvidia memperkenalkan pembaruan chip Blackwell mereka yang diberi nama Blackwell Ultra, yang diklaim mampu menjalankan model AI dengan kemampuan penalaran yang lebih kompleks.

Perusahaan ini sebelumnya mencapai nilai pasar US$1 triliun pada Mei 2023. Kini Nvidia dianggap sebagai simbol keberhasilan revolusi AI.

"Ini momen bersejarah bagi Nvidia. Dunia teknologi sedang menunjukkan kekuatannya, dan ini menandai tahap pertumbuhan baru dari revolusi AI yang digerakkan satu chip utama, yaitu Nvidia," tulis Ives lagi dalam pernyataan tertulis.

Ia juga memperkirakan Microsoft, yang saat ini bernilai sekitar US$3,77 triliun, akan menyusul tembus US$4 triliun musim panas ini.

Kesuksesan Nvidia juga mendongkrak kekayaan CEO-nya, Jensen Huang. Menurut Bloomberg Billionaire's Index per Selasa (8/7), Huang kini menjadi orang terkaya ke-10 di dunia dengan kekayaan bersih US$140 miliar atau setara Rp2.271,20 triliun.

Sosoknya juga makin dikenal luas setelah muncul dalam lingkaran Trump. Huang sempat mendampingi Trump dalam kunjungan ke Arab Saudi pada Mei lalu bersama sejumlah eksekutif teknologi papan atas.

Nvidia juga ikut dalam Project Stargate, proyek infrastruktur AI senilai US$500 miliar yang dicanangkan Trump awal tahun ini sebagai bagian dari strategi memperkuat posisi AS di bidang teknologi.

Namun, dominasi Nvidia tak lepas dari tantangan. Awal tahun ini, perusahaan rintisan asal China bernama DeepSeek mengguncang industri dengan model AI yang canggih namun berbiaya rendah, memicu keraguan apakah teknologi mahal seperti chip Nvidia masih dibutuhkan. Saat itu, saham Nvidia sempat anjlok tajam pada Januari.

Selain itu, Nvidia juga terkena dampak persaingan geopolitik antara AS dan China. Dalam laporan keuangannya, Nvidia menyebut kehilangan potensi pendapatan sebesar US$2,5 miliar akibat pembatasan ekspor chip AI jenis H20 ke Negeri Tirai Bambu.

Pada periode Januari-April, saham Nvidia sempat turun hingga 37 persen karena kekhawatiran atas persaingan DeepSeek dan ketegangan dagang AS-China. Namun sejak awal April, sahamnya kembali melonjak sekitar 74 persen dan mencetak rekor tertinggi baru.

CEO Jensen Huang tetap optimistis prospek jangka panjang perusahaan. Dalam panggilan dengan investor pada Mei lalu, ia menyebut AI akan menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap negara dan industri.

"Tentu kita tahu bahwa AI adalah teknologi luar biasa yang akan mentransformasi semua industri, dari cara kita membuat software, layanan kesehatan, layanan keuangan, ritel, transportasi, hingga manufaktur. Dan kita baru memulainya," ujar Huang.

Para analis Wall Street juga memperkirakan valuasi Nvidia akan terus meningkat.

Dalam catatan riset Juni, analis dari Loop Capital memperkirakan nilai pasar Nvidia bisa mencapai US$6 triliun atau setara Rp97.338 triliun pada 2028.

"Walau terlihat luar biasa bahwa kinerja (Nvidia) bisa terus meningkat dari level saat ini, kami ingin mengingatkan bahwa (Nvidia) pada dasarnya masih memegang posisi monopoli untuk teknologi penting di sektor AI," tulis Ananda Baruah dan Alek Valero dari Loop Capital.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |