Modus Jaringan Kamboja Bobol Rekening Tipu Pensiunan ASN

4 hours ago 2

CNN Indonesia

Minggu, 08 Jun 2025 11:27 WIB

Direktorat Siber Polda Metro Jaya mengungkap modus pembobolan rekening yang dilakukan pria berinisial EC (28) dan IP (35) yang diduga punya jaringan di Kamboja. Direktorat Siber Polda Metro Jaya mengungkap modus pembobolan rekening yang dilakukan pria berinisial EC (28) dan IP (35) yang diduga punya jaringan di Kamboja. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adi Maulana).

Jakarta, CNN Indonesia --

Direktorat Siber Polda Metro Jaya mengungkap modus pembobolan rekening yang dilakukan pria berinisial EC (28) dan IP (35) yang diduga memiliki jaringan di Kamboja.

Kasubdit IV Ditressiber Polda Metro Jaya Kompol Herman Eco Tampubolon mengatakan saat ini masih mencari pelaku berinisal AN yang diduga berada di Kamboja.

"Satu lagi (pelaku), AN status DPO (daftar pencarian orang), sudah kita tetapkan DPO dan sudah dikeluarkan surat DPO-nya. Pelaku berusia 29 tahun dan seorang pelajar atau mahasiswa, dan yang bersangkutan saat ini berada di luar negeri, yaitu di Kamboja," kata Herman, mengutip detik.com, Kamis (5/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terhadap tersangka-tersangka lainnya, kami Subdit Siber, Direktorat Siber Polda Metro Jaya akan terus melakukan penyelidikan dan pendalaman dan akan terus mendalami dengan bekerja sama dengan instansi terkait, guna mengungkap sampai kepada pelaku utama yang ada di luar negeri," sambungnya.

Herman menjelaskan pembobolan rekening ini dilakukan para pelaku dengan modus mengatasnamakan diri dari pihak PT Taspen.

Mereka juga mengincar para pensiunan aparatur sipil negara (ASN). Sebab, mayoritas pensiusan ASN yang sudah lansia itu cenderung lebih mudah dimanipulasi.

"Korban-korban mayoritas PNS yang umurnya di atas 60 tahun sehingga sangat mudah bagi pelaku untuk memanipulatif korban ini untuk bisa mengakses handphone ataupun informasi yang ada di dalam handphone para korban," ujarnya.

Senada, Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan pembobolan rekening ini juga dilanjutkan dengan menguras uang ratusan juta rupiah melalui modus mengirimkan link format APK.

Link format APK itu akan dikirim pelaku kepada para korban melalui pesan WhatsApp setelah mengatasnamakan diri dari pihak Taspen.

Melalui pesan tersebut, pelaku mengirimkan aplikasi dalam format APK kepada korban. Korban yang percaya kemudian mengikuti arahan pelaku.

"Pelaku kemudian menginformasikan bahwa ada pembaruan data yang mengharuskan korban wajib mengisi data rekening di sebuah link yang dikirimkan oleh pelaku," tutur Reonald.

"Korban mengisi data sesuai formulir, finger print, foto, video selfie, serta diminta untuk mentransfer uang meterai sebesar Rp10 ribu," sambungnya.

(mab/sfr)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |