Jakarta, CNN Indonesia --
Yordania menutup sementara ruang udara setelah Israel menyerang Iran besar-besaran, termasuk menargetkan fasilitas nuklir terbesar, pada Jumat (13/2) dini hari.
Otoritas penerbangan Yordania mengatakan seluruh penerbangan baik yang masuk maupun keluar kerajaan akan disetop untuk mengantisipasi semakin meningkatkan intensitas serangan.
Israel menggempur Iran lewat serangan udara dengan mengirimkan 200 jet tempur untuk menargetkan 100 titik. Militer Israel (IDF) kemudian mengakui serangan itu menargetkan fasilitas nuklir Iran.
Salah satu fasilitas nuklir yang diserang adalah pusat pengayaan uranium terbesar yaitu Natanz, yang memiliki dua pabrik pengayaan: Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) bawah tanah yang luas dan Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Pilot (PFEP) di atas tanah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbas serangan Israel ke Iran, Jenderal IRGC Hossein Salami dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mohammad Bagheri, serta dua ilmuwan nuklir senior tewas.
Kantor Berita Iran Tasnim menyatakan sedikitnya 50 warga Iran terluka, sebagian besar adalah perempuan dan anak
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sempat mewanti-wanti Israel akan menerima "pembalasan yang menyakitkan" karena serangan tersebut.
Berselang dua jam setelah Khamenei mengeluarkan pernyataan, militer Israel menyebut Iran telah membalas serangan dengan 100 drone tempur.
(vws)