Dokter RSCM Diduga Malapraktik, Korban Anak Alami Kebocoran Usus

3 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang anak balita berinisial J diduga menjadi korban malapraktik oleh oknum dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Oknum dokter berinisial P tersebut saat ini tengah menjalani pemeriksaan Majelis Disiplin Profesi (MDP).

"Bahwa pasien J betul pasien di RSCM. Kasus pasien J ini sudah dilaporkan juga oleh orang tua pasien J ke Majelis Disiplin Profesi (MDP)," kata Humas RSCM Yogi Friando kepada CNNIndonesia.com saat dihubungi melalui pesan tertulis, Kamis (26/6) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"RSCM menghormati dan akan mengikuti proses pemeriksaan terhadap dokter P yang akan dilaksanakan di MDP dan menunggu hasil dari pemeriksaan tersebut," sambungnya.

J adalah anak dari Co-Founder Gem Research International Laboratory Adam Harits, disebut sempat mengalami kebocoran pada usus dan harus dirawat intensif selama lebih dari sebulan.

Dugaan malapraktik tersebut bermula ketika Adam membawa anaknya ke RSCM pada 28 Agustus 2024 untuk pemeriksaan rehab medik.

Pemeriksaan dilakukan seiring kondisi J yang tidak mau mengkonsumsi makanan pendamping air susu ibu (MPASI).

"Ada keluhan muntah, gumoh juga," kata Adam melalui siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com.

Dari hasil konsultasi awal, orang tua disarankan untuk membawa J ke dokter spesialis rehabilitasi medik. Adam pun mengikuti saran tersebut, lalu merujuk J ke dokter rehab medik pada 11 Oktober 2024.

"Dari sana (rehabilitasi medik), kami dirujuk ke spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) yang didampingi langsung oleh dokter rehab medik," kata Adam.

Hasil pemeriksaan THT menunjukkan ada bulir-bulir di tenggorokan J atau cobblestone appearance. Merujuk hasil tersebut, J disarankan untuk dibawa ke dokter senior di RSCM berinisial P.

Pemeriksaan lanjutan kemudian dilakukan oleh dokter tersebut pada 23 Oktober 2024.

Adam menjelaskan pada pemeriksaan pertama, dokter yang menyandang gelar profesor tersebut langsung menyarankan prosedur endoskopi tanpa sama sekali memeriksa tubuh J, bahkan tanpa menyentuh tubuh J.

"Hanya duduk di meja sambil mengetik dan melihat hasil dari THT," ungkap Adam.

Adam mengatakan tidak bisa menolak saran dokter tersebut. Namun, setelah berkonsultasi dengan keluarga, Adam mengaku sempat menanyakan alasan anaknya yang belum genap berusia satu tahun harus diendoskopi.

"Saya tanya, se-urgent apa kondisi ini untuk endoskopi? Gimana kalau menunggu sampai J umur satu tahun sambil coba dulu pengobatan GERD berdasarkan hasil THT?" jelas Adam menceritakan percakapannya dengan dokter.

Alih-alih memberikan jawaban yang masuk akal, dokter P justru menceramahi Adam dengan menyuruhnya meminjam uang.

"Saya tidak pinjam uang untuk urusan anak saya dan saya punya uang," kata Adam.

Endoskopi pertama kemudian dilakukan pada 1 November 2024. Hasilnya menunjukkan ada GERD yang cukup parah.

Setelah itu, J melakukan kontrol rutin atau rawat jalan dengan dokter tersebut. Di awal kontrol, kata Adam, kondisi J masih relatif baik. Namun, pekan kedua dan ketiga setelah endoskopi, J kembali menunjukkan gejala awal seperti sebelum dilakukan endoskopi yakni sering muntah.

"Bahkan, frekuensi muntahnya menjadi lebih sering," imbuhnya.

Kondisi tersebut menuntun Adam untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Dia membawa J ke dokter rehab medik, dan disarankan untuk pemasangan selang untuk mendukung kebutuhan nutrisi J.

Di hari yang sama, Adam bertemu dengan dokter P untuk menyampaikan saran dokter rehab tersebut. Namun, dia mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan.

"Kan selama ini bapak yang enggak mau diselang. Waktu itu bapak habis endoskopi buru-buru pulang. Takut asuransi enggak cover?" kata Adam menirukan jawaban dokter P.

Seiring waktu berjalan, tepatnya pada 13 Desember 2024, dilakukan endoskopi kedua.

Adam sempat berharap kondisi anaknya membaik. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Kondisi J memburuk akibat peradangan pada usus. Adam pun berinisiatif menanyakan perkembangan buruk itu ke dokter P.

"Kala itu, si dokter menjawab, 'ini saya curiga nih karena orang tuanya ada yang kena bakteri H. pylori. Coba periksa deh, nanti saya buatin rujukannya," tutur Adam menuturkan omongan dokter P.

"Profesor juga menjelaskan bahwa ia melakukan tindakan dilatasi usus karena usus J mengalami penyempitan sehingga harus dibuka atau dilebarkan. Proses yang sama juga dilakukan saat endoskopi pertama," lanjut Adam.

Dia mengaku terkejut mendengar jawaban tersebut mengingat J sudah mengikuti seluruh arahan dokter, mulai dari pola makan sampai ke pengobatan, tetapi kondisinya semakin memburuk.

Kata Adam, tindakan dilatasi usus tersebut juga tidak pernah diberitahukan sebelumnya oleh dokter.

Singkat cerita, kondisi J terus memburuk pasca endoskopi kedua. Adam menyebut J sering muntah setiap kali diberikan susu. Puncaknya, kondisi J kian memburuk dengan intensitas muntah lebih tinggi dan terus menangis serta merintih kesakitan setiap saat.

J akhirnya dibawa ke Pediatric Intensive Care Unit (PICU) di RSCM menggunakan ambulans karena kondisinya yang sudah gawat dan kritis.

"Jadi, dari endoskopi di Hari Jumat, dokter P tidak datang visit pada hari Sabtu serta hari Minggu, dan baru datang saat J sudah berada di PICU," tutur Adam

Setelah dilakukan serangkaian tes medis, tim dokter yang menangani J menduga ada kebocoran usus, sehingga perlu dilakukan tindakan darurat sebelum terlambat.

"Operasi kemudian dilakukan dan terkonfirmasi memang terjadi kebocoran pada usus," ungkap Adam.

Keesokan hari setelah operasi dilakukan, Adam mendapat kabar J mengalami sepsis berat dengan indikasi gagal jantung, gagal paru dan gagal ginjal. Kondisi tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan tindakan terakhir, yakni cuci darah nonstop selama 72 jam guna membantu ginjal dan membersihkan darah dari racun.

Adam menyebut J menjalani perawatan total selama kurang lebih 40 hari di RSCM.

"Total ada 3 kali operasi, lalu bulan April kemarin operasi keempat untuk penutupan Stoma," ucap Adam.

(ryn/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |