Desainer Beber Alasan Bawa Budaya Betawi di Mozaik Dinding Blok M Hub

1 day ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Seni mozaik yang menghiasi dinding dan langit-langit lorong bawah tanah Blok M menjadi daya tarik utama Blok M Hub. Karya seni itu menyulap lorong yang dikenal muram menjadi lebih nyala dan bernuansa artistik.

Mozaik bergaya mural dengan dominasi warna kuning itu juga semakin memikat atensi karena berisi motif-motif geometris yang mengambil inspirasi dari budaya Betawi.

Arkansyah Farras Setiawan, sang desainer mozaik itu, menamai karyanya dengan "Betawi Mosaic". Ia menjelaskan budaya Betawi menjadi inspirasi utama karena ruang publik di Jakarta cenderung kurang memanifestasi budaya lokal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsepnya sendiri itu saya melihatnya karena di ruang publik di Jakarta itu masih kurang memanifestasi budaya-budaya lokal, terutama Betawi," ujar Arkan kepada CNNIndonesia.com di Blok M Hub, Jakarta Selatan, Jumat (30/5).

"Ini bisa jadi potensi yang tepat, ditambah lagi kan dekat dengan [Gedung] ASEAN. Harapannya ketika ada agenda-agenda diplomasi, tempat ini bisa jadi sebuah alternatif, terutama juga untuk meningkatkan pariwisata ya di Jakarta," lanjutnya.

Ia menjelaskan pengerjaan mozaik itu dimulai dengan melakukan riset budaya Betawi. Arkan kemudian menemukan 64 budaya betawi, lalu puluhan budaya itu dikelompokkan ke enam kategori.

Keenam kategori itu, yakni permainan tradisional, makanan dan minuman tradisional, instrumen musik, tarian tradisional, pertunjukan budaya, serta bangunan atau arsitektur.

Langkah berikutnya yang dilakukan Arkan adalah menerjemahkan budaya Betawi tersebut menjadi ornamen. Ia menggabungkan unsur itu dengan beberapa bentuk geometri dasar, melahirkan 64 ornamen yang menghiasi lorong berbentuk semi-vault tersebut.

"Kalau untuk ornamennya sendiri benar-benar murni dari budaya Betawi. Waktu itu saya coba untuk mengumpulkan, total ada 64 budaya Betawi dan saya coba kategorisasi ke dalam enam kategori," ujar Arkan.

"Saya coba untuk melihat secara morfologi besarnya, saya coba kombinasikan beberapa bentuk dasar, terus juga memainkan warna," sambungnya.

Proyek ini, kata Arkan, digarap setelah menang kompetisi desain untuk Blok M Hub. Kompetisi itu digelar untuk merevitalisasi koridor lorong bawah tanah terminal Blok M, yang kini telah resmi menjadi Blok M Hub.

Ia menjelaskan pengerjaan proyek desain ini memakan waktu sekitar dua minggu untuk proses desain, diikuti konstruksi selama tiga minggu.

Menurut Arkan, desain mozaik di lorong ini juga baru terhitung fase pertama dari total tiga fase yang dicanangkan. Dua fase berikutnya bakal menyulap sejumlah titik di kawasan terminal Blok M.

"Untuk yang saat ini sudah selesai itu di fase pertama yang berada di main gate. Terus nanti harapannya setelah ini selesai, dicanangkan oleh gubernur juga, fase kedua dan ketiga akan dilanjutkan sampai daerah terminal blok M sebelah timur," ujar Arkan.

(frl/agt)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |