3 juta keluarga lainnya yang belum menerima bansos senilai Rp400.000 dan beras 20 kilogram (kg). (Foto: Okezone.com/Kemensos)
JAKARTA – Kementerian Sosial (Kemensos) menjelaskan penyebab bantuan sosial (bansos) sembako baru diterima oleh 15 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Masih ada 3 juta keluarga lainnya yang belum menerima bansos senilai Rp400.000 dan beras 20 kilogram (kg) tersebut.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menjelaskan bahwa lebih dari 3 juta KPM masih belum menerima bansos. Hal ini disebabkan oleh ketentuan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2017, yang mewajibkan penyaluran bansos dilakukan secara non-tunai melalui bank milik negara (Himbara), sehingga penyaluran yang sebelumnya dilakukan melalui PT Pos harus dialihkan.
Aturan ini hanya memberikan pengecualian bagi kelompok rentan, seperti penyandang disabilitas berat, lansia non-potensial, eks penderita penyakit kronis, komunitas adat terpencil, serta warga di wilayah tanpa infrastruktur perbankan, untuk tetap menerima bansos melalui PT Pos.
“KPM ini tidak bisa mengakses Bank Himbara, mungkin karena lanjut usia, penyandang disabilitas, atau kondisi lain yang tadi kami sampaikan. Maka kemudian Kemensos menyalurkan bansos melalui PT Pos Indonesia,” jelas Gus Ipul, Kamis (3/7/2025).
Hasil verifikasi terbaru menunjukkan bahwa sebagian KPM yang sebelumnya menerima bansos melalui PT Pos kini dialihkan ke Bank Himbara.
Namun, proses migrasi penyaluran memerlukan waktu karena harus melalui tahapan pembukaan rekening kolektif (Burekol), termasuk pengumpulan identitas, pembuatan kartu, pembuatan ATM, dan distribusinya kepada KPM.
Selain proses peralihan dari PT Pos ke Bank Himbara, keterlambatan pencairan bansos juga disebabkan oleh ratusan ribu penerima baru yang belum memiliki rekening. Para KPM baru ini berhak menerima bansos karena tercatat dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang menggantikan DTKS sebagai acuan penyaluran bantuan.
“KPM baru yang semestinya mendapatkan bansos, tapi tidak menerima bansos (exclusion error), maka pada triwulan II mereka mendapatkan PKH sebanyak 629.513 KPM. Ini juga membutuhkan Burekol. Pembukaan rekening kolektif memang memerlukan waktu,” kata Gus Ipul.
Hingga saat ini, KPM dalam proses Burekol tercatat sebagai berikut:
1.315.886 KPM Program Keluarga Harapan (PKH) sedang bermigrasi dari PT Pos ke Himbara.
629.513 KPM merupakan penerima baru PKH yang sebelumnya luput dari data (exclusion error).
1.953.139 KPM penerima Program Sembako sedang bermigrasi dari PT Pos ke Himbara.
770.376 KPM penerima Program Sembako merupakan KPM baru dari hasil validasi terbaru (exclusion error).
Dengan demikian, total terdapat 3,6 juta KPM yang sedang dalam proses transisi atau Burekol, dan sekitar 600 ribu KPM di antaranya telah berhasil disalurkan bantuannya per hari ini.
“Hari ini telah berhasil Burekol sebanyak 610.333 KPM, yang saat ini siap salur. Jadi sekarang tinggal 3 juta KPM yang belum salur. Mudah-mudahan makin hari terus berkurang,” jelas Gus Ipul.