Waspada Kanker Empedu, Ini Gejala dan Pengobatannya

6 hours ago 2

Waspada Kanker Empedu, Ini Gejala dan Pengobatannya

Waspada Kanker Empedu, Ini Gejala dan Pengobatannya (Foto: Freepik)

EMPEDU merupakan bagian penting dari sistem pencernaan. Organ ini berperan dalam mengalirkan cairan empedu dari hati menuju kantong empedu, kemudian ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan, terutama dalam memecah lemak. Cairan empedu sendiri diproduksi di hati, kemudian disimpan dan dipadatkan di kantong empedu sebelum dilepaskan saat kita mengonsumsi makanan berlemak.

Ketika kita makan-makanan berlemak seperti rendang atau sate, kantong empedu akan berkontraksi dan mendorong empedu keluar melalui salurannya menuju usus. Di sinilah empedu membantu menghancurkan lemak agar lebih mudah diserap oleh tubuh. Proses ini berlangsung secara alami setiap kali kita makan, namun ada risiko gangguan serius apabila terjadi penyumbatan pada saluran tersebut.

Salah satu kondisi yang bisa terjadi adalah kanker saluran empedu atau kantong empedu. Kanker ini bisa muncul di dalam hati, di luar hati, di ujung saluran menuju usus, maupun di kantong empedu itu sendiri. Meskipun tergolong langka dibandingkan dengan kanker payudara atau paru-paru, kanker empedu bersifat sangat agresif dan secara tiba-tiba terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut. Dalam kasus kanker empedu, negara bagian Asia Pasifik seperti China, Jepang, dan India menjadi negara terbanyak dalam kasus kanker empedu ini.

Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, Prof. Dr. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M. Epid, M.Pd.Ked, FINASIM, FACP, FINASIM., menyatakan jika bukan hanya penyakit liver saja yang menyebabkan kulit dan mata menguning, tetapi gejala ini juga bisa disebabkan oleh kanker empedu.

“Nah, kalau sudah masuk ke dalam darah, cairan yang enggak bisa keluar itu, itu kelihatannya badannya jadi kuning. Nah, yang kita tahu kan, orang kalau sakit liver dia kuning. Karena sakit ini juga bisa kuning,” ujarnya dalam sesi edukasi bersama AstraZeneca, dikutip Rabu (9/7/2025).

“Kantongnya tambah gede, tambah gede. Bisa aja dia enggak nyumbat. Tapi kalau udah makin besar, ada di kantongnya juga bisa neken kemana-mana, akhirnya juga nyumbat, akhirnya juga kuning,” tambahnya.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |