CNN Indonesia
Sabtu, 31 Mei 2025 15:25 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Warga Israel mantan sandera kelompok perlawanan di Palestina, Hamas, membeberkan cerita beberapa kali nyaris terbunuh oleh rudal militer negaranya sendiri, IDF.
Perempuan yang pernah berdinas sebagai tentara IDF itu membagikan pengalaman horornya saat ikut aksi protes di Alun-alun Sandera Tel Aviv ketika masih menjadi sandera Hamas. Ia ikut demonstrasi menuntut pemerintah segera mengupayakan lagi sisa sandera yang ditawan Hamas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Levy bersama sejumlah sandera lainnya dibebaskan oleh Hamas saat gencatan senjata pada Januari lalu.
Ia mengungkapkan Israel membabi buta menghantamkan rudal-rudalnya ke wilayah Gaza yang merupakan tempat Hamas menyembunyikan para sandera, termasuk dirinya.
"(Serangan) mereka muncul tak terduga. Pertama, kami mendengar bunyi peluit (peringatan serangan rudal) dan berdoa rudal itu tidak jatuh di atas kami," ujar Levy dikutip dari CNN.
"Kemudian terdengar ledakan yang amat keras sampai-sampai melumpuhkan badan. Lantai berguncang keras," ia menambahkan.
Hanya perasaan berserah diri yang muncul saat rudal-rudal itu kembali menghantam lokasi-lokasi persembunyian Hamas dan para sandera.
"Setiap saat, saya merasa yakin hidup saya akan berakhir. Itu merupakan salah satu pengalaman paling mengerikan dalam hidup berada di sana dan (serangan rudal Israel) itu lebih membahayakan hidup saya dari apapun," tutur Levy.
"Itu kenyataan yang pernah saya rasakan. Sekarang itu kenyataan yang masih mereka (para sandera) rasakan," lanjutnya.
Ia bahkan tak berani membayangkan betapa buruknya penderitaan yang kini masih dirasakan para sandera yang masih ditawan Hamas.
"Bahkan sekarang, saat ini, para sandera mendengar suara peluit sekaligus ledakan, mereka pasti amat ketakutan. Tak ada tempat untuk kabur, hanya bisa berdoa dan merapat ke tembok dengan perasaan kacau dan pasrah," ucap Levy.
Pernyataan Levy itu mengemuka saat para keluarga sandera kembali mencecar pemerintah Israel untuk segera mengupayakan pembebasan sandera Hamas.
Sebelumnya, mantan sandera Hamas pernah mengakui bahwa ia lebih takut mati oleh hantaman rudal Israel ketimbang perlakuan Hamas terhadapnya. Pengakuan itu terungkap terungkap dalam bocoran percakapan mereka yang dilaporkan media Israel, Ynet.
Media itu menyebut mantan sandera mengatakan bahwa "tidak takut terhadap Hamas, tapi Israel yang bisa membunuh kami. Kemudian mereka (pasukan Israel) mengatakan 'Hamas akan membunuh kalian.'"
(bac)