CNN Indonesia
Selasa, 17 Jun 2025 14:22 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membantah buru-buru pulang ke Washington dari Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Kanada, untuk mengusahakan gencatan senjata Israel dan Iran.
Bantahan itu disampaikan Trump di media sosial Truth Social, setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Presiden AS itu pulang lebih dulu dari pertemuan G7 karena konflik di Timur Tengah.
"Presiden Emmanuel Macron dari Prancis yang ingin mencari publisitas, keliru mengatakan bahwa saya meninggalkan KTT G7 di Kanada ke DC, untuk membahas gencatan senjata Israel dan Iran," tulis Trump di Truth Social.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah! Dia tidak tahu mengapa saya sekarang dalam perjalanan ke Washington, tetapi itu jelas tidak ada hubungannya dengan gencatan senjata," imbuh Trump, dikutip Al Jazeera.
Trump menyebut kepulangannya adalah tentang sesuatu "yang jauh lebih besar dari itu".
"Nantikan saja!" lanjut Trump.
Sebelumnya Trump mempercepat jadwal kepulangannya dari Kanada pada Selasa (17/6). Dia menyebut perlu segera kembali ke Washington secepatnya.
"Saya harus kembali, sangat penting," kata Trump usai berfoto bersama para pemimpin negara G7.
"Anda mungkin melihat apa yang saya lihat. Dan saya harus kembali secepatnya. Saya harus kembali lebih awal karena alasan yang jelas. Mereka mengerti, ini masalah besar," imbuh Trump.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa Trump akan pulang malam ini waktu setempat, karena situasi di Timur Tengah.
"Presiden Trump akan kembali ke Washington malam ini sehingga ia dapat mengurus banyak hal penting," kata Leavitt di X, Selasa (17/6).
Kepulangan mendadak Trump ini terjadi di tengah panasnya perang Israel vs Iran selama beberapa hari terakhir. Pada Senin (16/6), Iran bahkan meluncurkan rudal ke gedung Kedutaan Besar AS di Tel Aviv hingga menyebabkan sedikit kerusakan.
Iran sudah mewanti-wanti bahwa pihaknya akan menyerang negara mana pun yang mendukung Israel. Meski AS sempat bersikukuh tak terlibat dalam serangan Israel pada Jumat (13/6), Iran percaya bahwa Washington turut bertanggung jawab dalam operasi itu.
(dna/bac)