CNN Indonesia
Selasa, 22 Jul 2025 20:33 WIB

Surabaya, CNN Indonesia --
Tiga santri sebuah pondok pesantren di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur nekat kabur karena diduga mendapatkan perlakuan perundungan (bullying) di tempat mereka menuntut ilmu, Selasa (22/7).
Kini, tiga santri itu mendapatkan perlindungan petugas pemadam kebakaran (damkar) setelah mendapatkan laporan dari warga.
Petugas Damkar Mojoagung, Riza Maulana, mengatakan tiga santri di bawah umur itu meninggalkan pesantren secara diam-diam karena merasa tidak betah akibat perlakuan perundungan di dalam lingkungan pesantren.
Tiga santri itu adalah AF (12) dan AH (10) asal Kecamatan Wonosalam, Jombang; serta AM (12) asal Sooko, Kabupaten Mojokerto.
"Kita mendapat laporan dari warga tentang adanya anak yang kabur dari pondok sekitar pukul enam pagi. Mereka kabur karena dibully oleh kakak kelasnya," kata Riza saat dikonfirmasi.
Riza mengatakan tiga santri itu diduga kerap mendapatkan perlakuan kasar dari kakak kelas. Tidak hanya disuruh-suruh, ketiganya mengaku juga mengalami kekerasan fisik jika menolak perintah senior mereka.
Tidak tahan dengan tekanan tersebut, pada Selasa pagi mereka memutuskan kabur dari pesantren sambil membawa tas ransel berisi pakaian masing-masing.
Mereka kemudian menyewa becak menuju Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Mojoagung, Jombang, untuk bersembunyi.
Kemudian, warga sekitar RTH Mojoagung yang merasa curiga dengan keberadaan anak-anak tersebut segera melapor ke Pos Damkar Mojoagung. Petugas pemadam kebakaran bergerak menindaklanjuti laporan tersebut.
Petugas Damkar, kata Riza, kemudian membawa ketiga santri tersebut ke pos dan memberikan edukasi.
Di sana, mereka menceritakan alasan mereka nekat kabur dari pondok. Setelah itu, petugas melakukan koordinasi dengan pihak pondok pesantren.
"Ini tadi sudah dijemput oleh pengurus pondok. Sekarang sudah kembali ke sana. Sudah kami serahkan ke pengurus pondok," kata Riza.
(frd/kid)