Tawaran Investasi RI Rp551T ke AS Tetap Berlaku Meski Kena Tarif 32%

5 hours ago 2

CNN Indonesia

Rabu, 09 Jul 2025 17:48 WIB

Pemerintah Indonesia tetap menawarkan impor dan investasi US$34 miliar atau setara Rp551 triliun, meski tetap dikenakan tarif 32 persen oleh AS. Pemerintah Indonesia dipastikan bakal melanjutkan rencana impor dan investasi US$34 miliar atau setara Rp551 triliun (asumsi kurs Rp16.206,38 per dolar AS), meski tetap dikenakan tarif 32 persen. Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto bahkan mengungkapkan peluang tambahan impor dan investasi yang ditawarkan. Ini menjadi bagian dari respons Indonesia yang diputuskan tak mengantongi potongan tarif dari Presiden AS Donald Trump. "Dari yang kemarin disampaikan Pak Menko (tawaran impor dan investasi Rp551 triliun) tentu pada hari ini bisa berubah ya, berkurang ataupun bertambah," kata Haryo dalam Konferensi Pers di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (9/7). "Jika transaksi itu memang menguntungkan gitu ya, baik itu penawaran-penawaran government to government (G2G) maupun business to business (B2B), ya pantasnya kita tetap menjalankan," tegasnya. Haryo mengatakan saat ini Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertolak ke Amerika, tepat setelah mendampingi Presiden Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 di Brasil. Ia juga menegaskan tarif 32 persen itu masih belum final. Pemerintah yakin masih ada ruang diskusi bagi Indonesia, setidaknya untuk merespons keputusan Donald Trump. Airlangga dijadwalkan kembali bertemu Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, dan Pejabat USTR Duta Besar Jamieson Greer. "Untuk bertemu (langsung) dengan Presiden Trump, sampai sejauh ini belum ya," tegasnya. "Kita berharap hari ini Pak Menko (Airlangga) bisa sampai di Amerika. Yang jelas dengan Lutnick itu kemarin sudah terjadwal, yang Greer sama Bessent itu sedang dalam pengaturan," tutup Haryo. Indonesia cukup jor-joran dalam memberikan rayuan maut untuk AS. Penawaran pemungkas Indonesia adalah mengimpor produk-produk AS senilai Rp551 triliun. Padahal, defisit perdagangan yang dicatatkan hanya US$19 miliar. Sayang, penawaran sebanyak itu tetap tidak mampu meluluhkan Trump. Orang nomor satu di AS itu memutuskan Indonesia tetap layak dikenakan tarif 32 persen, tak berubah sejak pengumuman awal pada 2 April 2025. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Indonesia tetap menawarkan impor dan investasi US$34 miliar atau setara Rp551 triliun (asumsi kurs Rp16.206,38 per dolar AS), meski tetap dikenakan tarif 32 persen oleh Amerika Serikat (AS).

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto bahkan mengungkapkan peluang tambahan impor dan investasi yang ditawarkan. Ini menjadi bagian dari respons Indonesia yang diputuskan tak mengantongi potongan tarif dari Presiden AS Donald Trump.

"Jika transaksi itu memang menguntungkan gitu ya, baik itu penawaran-penawaran government to government (G2G) maupun business to business (B2B), ya pantasnya kita tetap menjalankan," tegas Haryo dalam Konferensi Pers di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (9/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haryo mengatakan saat ini Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertolak ke Amerika, tepat setelah mendampingi Presiden Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 di Brasil. Ia juga menegaskan tarif 32 persen itu masih belum final.

Pemerintah yakin masih ada ruang diskusi bagi Indonesia, setidaknya untuk merespons keputusan Donald Trump. Airlangga dijadwalkan kembali bertemu Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, dan Pejabat USTR Duta Besar Jamieson Greer.

"Untuk bertemu (langsung) dengan Presiden Trump, sampai sejauh ini belum ya," tegasnya.

"Kita berharap hari ini Pak Menko (Airlangga) bisa sampai di Amerika. Yang jelas dengan Lutnick itu kemarin sudah terjadwal, yang Greer sama Bessent itu sedang dalam pengaturan," tutup Haryo.

Indonesia cukup jor-joran dalam memberikan rayuan maut untuk AS. Penawaran pemungkas Indonesia adalah mengimpor produk-produk AS senilai Rp551 triliun. Padahal, defisit perdagangan yang dicatatkan hanya US$19 miliar.

Sayang, penawaran sebanyak itu tetap tidak mampu meluluhkan Trump. Orang nomor satu di AS itu memutuskan Indonesia tetap layak dikenakan tarif 32 persen, tak berubah sejak pengumuman awal pada 2 April 2025.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |