Selayang Pandang Jenderal Hoegeng, Mantan Kapolri yang Dilarang Hadiri Hari Bhayangkara

2 days ago 9

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Senin, 14 Juli 2025 |06:53 WIB

Selayang Pandang Jenderal Hoegeng, Mantan Kapolri yang Dilarang Hadiri Hari Bhayangkara

Selayang Pandang Jenderal Hoegeng, Mantan Kapolri yang Dilarang Hadiri Hari Bhayangkara

JAKARTA - Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso, polisi jujur yang namanya dikenang hingga saat ini, meninggal di usia 82 tahun pada 14 Juli 2004 atau tepat 21 tahun silam. Dia dikebumikan di Pemakaman Umum Giri Tama, Bogor. Hoegeng berwasiat, tak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Sejak dirinya bergabung ke Djawatan Kepolisian Negara yang berdiri 1 Juli 1946, Hoegeng tak ketinggalan ikut makan asam-garam revolusi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Hoegeng merupakan tokoh yang turut mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ia pernah ditangkap polisi Belanda dan karena pernah berteman dengan salah satu perwira Belanda. Hoegeng tetap diperlakukan dengan baik. Dalam penangkapan itu, ia ditawari untuk membelot.

“Saya putra Indonesia, mustahil bagi saya bersikap lain!,” kata Hoegeng menolak rayuan Belanda, sebagaimana dikutip buku ‘Hoegeng: Oase Menyejukkan di Tengah Perilaku Koruptif Para Pemimpin Bangsa’.

Saat Ibu Kota Yogyakarta diserang Belanda via Agresi Militer II, Hoegeng memilih bertahan di dalam kota. Hoegeng berperan aktif mengumpulkan informasi dan data intelijen dari dalam kota yang diperlukan TNI, di bawah komando Soekarno Djojonegoro. Meski dirinya tak ikut bergerilya.

Hoegeng menjabat Kapolri periode 1968–1971, dia memilih hidup miskin untuk tetap menjaga integritasnya, bahkan hingga menjual rumah di penghujung kariernya.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |