Tim Okezone
, Jurnalis-Senin, 23 Juni 2025 |13:02 WIB
Diskusi publik bertajuk Politics Reborn, Suara Anak Muda: Udah Milih, Masa Nggak Bisa Ngatur yang digelar Partai Perindo di Yogyakarta, Selasa (20/6/2025). (Foto: Partai Perindo)
YOGYAKARTA - Anak muda tak cukup hanya datang ke bilik suara saat Pemilu. Mereka juga harus hadir dalam ruang-ruang pengambilan kebijakan dan ikut mengatur arah pembangunan bangsa. Gagasan inilah yang diusung dalam diskusi publik bertajuk Politics Reborn, Suara Anak Muda: Udah Milih, Masa Nggak Bisa Ngatur yang digelar Partai Perindo di Pusaka Kopi, Jalan Taman Siswa, Mergangsan, Yogyakarta, Selasa (20/6/2025).
Plt Ketua DPW Partai Perindo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Waketum V DPP Partai Perindo Angkie Yudistia menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam sistem politik dan pemerintahan. “Anak muda ini perlu untuk diakomodir. Kalau kita melihat pemerintah ataupun legislatif, masih memerlukan anak muda berada dalam sistem,” ujarnya dalam diskusi yang dihadiri pelajar, mahasiswa dan penyandang disabilitas ini.
Angkie menilai, suara generasi muda selama ini masih terpinggirkan. Padahal, mereka memiliki daya dorong yang kuat untuk ikut membentuk kebijakan. “Kami sebagai anak muda adalah masyarakat yang mengawal dan tentunya mengatur kebijakan-kebijakan karena kami memilih mereka pada saat Pemilu,” katanya.
Menurut dia, diskusi seperti Politics Reborn ini penting sebagai sarana menyerap suara dan kegelisahan anak muda yang beragam, untuk kemudian diteruskan sebagai rekomendasi kepada pemerintah. “Kami mendengarkan, berdiskusi, lalu mencari solusi. Anak muda harus bergerak secara konsisten. Dari keresahan menjadi gerakan, dan dari gerakan lahirlah kebijakan,” ungkapnya.
Penulis buku Perempuan Tunarungu, Menembus Batas ini pun menyoroti minimnya representasi perempuan dalam politik. Dia menyebut target 30 persen keterwakilan perempuan belum tercapai, dan anak muda termasuk perempuan, harus diberi ruang lebih besar. Generasi Z dan milenial akan menjadi pemimpin berikutnya, maka suara mereka perlu dihadirkan dari sekarang. "Suara anak muda itu sekarang sangat penting," tegas Staf Khusus Presiden RI periode 2019-2024 ini.
Hadir pula dalam acara itu, Akademisi Hilma Fanniar Rohman turut memperkuat pandangan tersebut. Dia menekankan bahwa anak muda tak boleh hanya jadi “lumbung suara” saat Pemilu. “Politics Reborn itu bagaimana anak-anak muda bisa berperan aktif dan berpartisipasi dalam agenda politik nasional. Tidak hanya menjadi voter, tapi juga ikut mengisi kekuasaan itu sendiri,” tuturnya.