Polisi Klarifikasi Kehadiran Demul di Lokasi Tragedi Pernikahan Anak

9 hours ago 3

Bandung, CNN Indonesia --

Polda Jabar meluruskan soal keterangan kehadiran Gubernur Jabar Dedi Mulyadi (Demul) atau KDM, yang diduga ada di lokasi kejadian di Pendopo, Lapangan Oto Iskandar Dinata, Garut, pada Jumat (18/7), kemarin.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan Demul ternyata pada saat itu tidak berada di lokasi, melainkan dalam perjalanan menuju tempat lain.

"Setelah diklarifikasi, sesungguhnya KDM (Gubernur Jabar Dedi Mulyadi) hari Jumat 18 Juli 2025 jam 13.00 perjalanan menuju trans studio, tidak posisi di Garut," ujar Hendra dalam rilis yang diterima wartawan, Selasa (22/7).

Dalam keterangan Hendra mengatakan korban luka, SF (17) yang semula memberikan keterangan melihat Dedi Mulyadi di lokasi saat terjadi kericuhan, ikut meluruskan apa yang dilihatnya. Dalam keterangan yang sama, SF mengaku dirinya mengira ada Gubernur Jabar di lokasi saat peristiwa berdesak-desakan.

"SF yang saat kejadian memang datang karena ingin bertemu dengan KDM, dan Wabup Garut, akan tetapi karena banyaknya orang yang datang, kejadian itu tidak terhindarkan, dan ia mengira-kira KDM ada di pendopo, ternyata salah," kata Hendra.

Sebelumnya, Demul lebih dulu membantah ada di Pendopo Lapangan Oto Iskandar Dinata, Garut pada Jumat (18/7), saat kericuhan terjadi di rangkaian pesta pernikahan anaknya.

Hal itu ia sampaikan melalui media sosialnya. Dia mengaku saat peristiwa terjadi sedang dalam perjalanan dari Lembur Pakuan Subang menuju festival UMKM di Bandung.

"Mengikuti gelar festival UMKM yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat bersama dengan Dinas Koperasi dan UMKM. Saya ikut fashion show, menyampaikan sambutan," kata Dedi, dikutip di laman media sosialnya, Selasa.

Dedi mengaku setelah mendapat kabar kericuhan tersebut, sempat memberikan keterangan kepada wartawan.

"Bahkan menyampaikan belasungkawa dan setelah itu saya diwawancarai oleh media, dan setelah itu saya baru pergi ke Garut untuk menemui para korban, baik korban meninggal dunia keluarganya, maupun mereka yang masih ada di rumah sakit," katanya.

Terkait kelanjutan penyelidikan yang dilakukan Polda Jabar, saat ini saksi yang diperiksa telah bertambah dari sebelumnya 10 orang kini menjadi 11 orang. Mereka dimintai keterangan oleh Polres Garut.

"Polres Garut telah memeriksa 11 saksi untuk dimintai keterangannya saat terjadi aksi dorong dan terinjak-injaknya massa yang mau masuk ke Pendopo Kabupaten Garut," kata Hendra.

Polisi juga bakal membuat surat undangan klarifikasi kepada Asisten Administrasi Umum Pemkab Garut, 5 anggota Polisi, Kasat Pol PP, GP WO, NAW WO, Vendor MEGUNESIA, orang tua korban dan warga di lokasi kejadian.

Namun tidak dijelaskan terkait apa undangan klarifikasi tersebut dibuat dan kapan akan diadakannya.

Tragedi yang terjadi saat massa berdesakan di rangkaian acara pesta pernikahan putra Dedi Mulyadi, Maula Akbar dan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina menimbulkan korban jiwa dan luka-luka. Ada tiga korban tewas dalam peristiwa itu, salah satunya polisi.

Kasus itu diambil alih Polda Jabar.

Dedi Mulyadi juga telah menyatakan bersedia untuk diperiksa polisi dalam rangka penyelidikan insiden di pesta pernikahan putranya. Dia mengatakan anak dan menantunya tak masalah jika memang akan diperiksa polisi.

"Enggak ada masalah. Kan, semua orang kedudukannya sama di depan hukum. Mau anak saya, mau diri saya sendiri kan kalau dipanggil harus datang dan memberikan keterangan secara benar. Saya enggak ada masalah," kata Dedi di Gedung DPRD Jabar, Bandung, pada Sabtu (19/7) kemarin.

Dedi pun mengaku bertanggung jawab atas kejadian yang menewaskan tiga orang tersebut.

"Tetapi ya sudah lah, peristiwa itu sudah terjadi, dan tentunya saya bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas itu, meskipun itu dilakukan oleh kedua mempelai," katanya.

Anak Dedi Mulyadi, Maula Akbar dan Wakil Bupati Garut Putri KarlinaAnak Dedi Mulyadi, Maula Akbar dan Wakil Bupati Garut Putri Karlina. (Tangkapan layar instagram @putri.karlina14)

Selain Dedi, sejoli Maula dan Putri Karlina pun menyatakan kesediaan untuk diperiksa polisi terkait kejadian tersebut.

Putri menyampaikan hal itu saat konferensi pers di rumah dinas Wakil Bupati Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Sabtu pekan lalu.

"Polisi akan memeriksa semuanya, bahkan kalau pun saya diperiksa, saya pasti harus diperiksa," ujarnya.

Putri mengaku sudah menerima berbagai informasi tentang kerumunan warga yang menimbulkan insiden, tetapi ia menyerahkan proses penentuan tanggung jawab kepada kepolisian.

"Saya sepenuhnya menyerahkan kepada pihak yang berwenang yang berkewajiban, dan saya siap bertanggung jawab penuh, kalau ada prosedur-prosedur yang harus dijalani," tegasnya.

(csr/kid)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |