Kutub Selatan Matahari Tertangkap Kamera Pertama Kali, Ini Fotonya

20 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Wahana antariksa Solar Obiter berhasil mengabadikan foto kutub selatan Matahari yang sulit dijangkau. Ini merupakan pertama kalinya kutub selatan Matahari tertangkap kamera.

Foto tersebut diambil dari dekat Matahari pada 23 Maret oleh wahana Solar Orbiter milik Badan Antariksa Eropa (ESA) dan baru dilihat oleh manusia di Bumi pada Rabu (11/6). Gambar-gambar tersebut menunjukkan pemandangan Matahari yang belum pernah terekam oleh manusia atau wahana antariksa sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Solar Orbiter berhasil menangkap gambar tersebut setelah menghabiskan beberapa bulan terakhir memiringkan orbitnya hingga 17 derajat di bawah khatulistiwa Matahari.

"Hari ini kita memperlihatkan pandangan pertama umat manusia tentang kutub Matahari," kata Carole Mundell, Direktur Ilmu Pengetahuan ESA, dalam sebuah pernyataan, melansir Live Science, Kamis (12/6).

"Pandangan baru dan unik ini dari misi Solar Orbiter kami menandai awal era baru dalam ilmu pengetahuan Matahari," lanjutnya.

Gambar-gambar ini menangkap kutub Matahari dalam rentang gelombang cahaya tampak dan ultraviolet yang luas. Gambar ini ditangkap menggunakan tiga dari 10 instrumen yang terpasang di Solar Orbiter.

Wahana tersebut berhasil mengumpulkan data Matahari yang berwarna-warni, termasuk pandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang tumpukan magnetik Matahari, serta pergerakan berkecepatan tinggi unsur-unsur kimia tertentu saat mereka terbawa oleh semburan plasma yang membentuk angin Matahari.

Menurut ESA, dalam pernyataan resminya, data ini akan membantu meningkatkan pemahaman manusia tentang angin Matahari, cuaca antariksa, dan siklus aktivitas Matahari yang berlangsung sekitar 11 tahun ke depan.

Solar Orbiter juga berhasil merekam aktivitas Matahari saat melepaskan letusan berintesitas tinggi selama aktivitas puncaknya atau yang biasa disebut solar maximum. Wahana tersebut berhasil merekam aktivitas tersebut menggunakan pengukuran magnetik yang diambil dengan instrumen Polarimetric and Holoseismic Imager (PHI).

Hasil perekaman peta medan magnet Matahari yang dibuat oleh PHI menyoroti bahwa meski kebanyakan magnet memiliki kutub utara dan selatan, kutub selatan Matahari ternyata dipenuhi dengan medan magnet kutub utara dan selatan.

ESA menjelaskan kekacauan magnetik ini adalah fenomena sementara yang menandakan bahwa medan magnet Matahari akan segera berbalik, seperti yang terjadi setiap 11 tahun sekali.

Pembalikan magnetik ini menandai akhir dari periode aktivitas tinggi maksimum Matahari dan memulai transisi menuju ketenangan relatif pada minimum Matahari berikutnya. Ketika minimum berikutnya dimulai, sekitar lima hingga enam tahun dari sekarang, kutub Matahari seharusnya hanya menunjukkan satu jenis polaritas magnetik masing-masing.

Solar Orbiter masih memiliki kesempatan lagi untuk menguji prediksi-prediksi ini dalam beberapa tahun ke depan. Dengan bantuan gravitasi Venus, wahana ini akan terus memiringkan orbitnya lebih jauh dari ekuator Matahari, mencapai kemiringan 24 derajat pada Desember 2026 dan 33 derajat pada Juni 2029.

Sudut pandang yang semakin tajam ini akan mengungkap kutub Matahari dengan detail yang lebih besar, meningkatkan pemahaman tentang Matahari dengan setiap kali melintas.

"Ini hanyalah langkah pertama dari 'tangga menuju surga' Solar Orbiter," kata Daniel Müller, ilmuwan proyek Solar Orbiter ESA, dalam sebuah pernyataan.

"Data ini akan mengubah pemahaman kita tentang medan magnet matahari, angin matahari, dan aktivitas Matahari," tuturnya menambahkan.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |