Ramdani Bur
, Jurnalis-Sabtu, 05 Juli 2025 |12:41 WIB
Masa tinggal jamaah haji di Arab Saudi bisa dipersingkat jika Bandara Taif dioperasikan. (Foto: MCH 2025)
MAKKAH – Pemerintah Indonesia mengusulkan Bandara Taif sebagai lokasi pendaratan alternatif jamaah haji selain Bandara Madinah dan Jeddah. Jika pemerintah Arab Saudi menyetujui usulan tersebut, masa tinggal jamaah haji Indonesia bisa dipersingkat.
Saat ini, jamaah haji Indonesia tinggal di Arab Saudi sekira 40 hari. Jangka waktu ini diambil karena jamaah haji Indonesia yang mencapai 221.000 tak bisa datang berbarengan, mengingat hanya dua bandara yang bisa menampung.

Jika Taif bisa dioperasikan, otomatis ada tiga bandara internasional di Arab Saudi yang dapat menampung jamaah haji Indonesia. Alhasil, pengurangan masa tinggal jamaah haji di Arab Saudi dapat direalisasikan sehingga menurunkan biaya haji, mengingat biaya sewa hotel hingga konsumsi bisa dikurangi.
“Kita bisa menggunakan bandara lain, misalnya bandara internasional yang ada di Taif, yang jaraknya kurang lebih 100 km dari Makkah. Itu juga dipertimbangkan oleh Kerajaan Arab Saudi,” kata Menteri Agama Nasaruddin Umar.
1. Mesti Direnovasi
Medio Juni 2025, Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji Muhadjir Effendy sudah bertemu pengelola Bandara Taif. Pertemuan itu disambut positif pengelola bandara dan mereka siap merenovasi terminal internasional mereka.
Bandara Taif saat ini mempunyai dua landasan pacu yang dapat menampung pesawat berbadan lebar seperti Boeing dan As. Operasional bandara ini juga berlangsung 24 jam dan telah melayani penerbangan dari 11 maskapai internasional dan domestik seperti Iran, Mesir, dan Qatar.