Kisah Mahasiswa Indonesia di Iran, Dievakuasi Akibat Serangan Israel
JAKARTA - Serangan Israel ke Iran pada Jumat (13/6/2025) lalu, berdampak kepada mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Negeri Para Mullah tersebut. Sejumlah mahasiswa terpaksa dievakuasi di bawah koordinasi Kedutaan Besar Indonesia di Teheran.
Salah satu mahasiswa Indonesia yang turut serta dalam evakuasi tersebut adalah Agiel Laksamana Putra yang tengah menempuh pendidikan magister di Ahlul Bayt International University, Teheran, Iran. Agiel mengisahkan dirinya masuk ke dalam daftar evakuasi menuju ke kota yang lebih aman yakni Kota Qum.
Agiel harus menempuh perjalanan selama 16 jam. Selama di perjalanan Agiel harus menjalani pemeriksaan di titik-titik tertentu. "Ada beberapa kali pemberhentian untuk pemeriksaan dokumen, ini karena adanya peningkatan penjagaan yang diperketat," ujarnya saat berdialog dalam program Morning Zone Okezone, Senin (23/6/2025).
Di dalam perjalanan, Agiel memberikan kesaksikan bahwa kondisi aman terkendali tidak mencekam seperti pemberitaan media asing. Kondisi masyarakat sekitar berjalan seperti biasa tidak ada perubahan signifikan.
"Kalau di Tehran sempat terdengar suara ledakan. Tapi setelah itu berangsur normal, toko-toko sudah mulai beroperasi," ujarnya.
Diakuinya, untuk kota yang memiliki fasilitas nuklir memang terdengar ledakan. Ketiga daerah tersebut adalah Teheran, Khuzestan, dan Ilam.
Evakuasi Lanjutan
Agiel merupakan satu dari 97 WNI yang berhasil dievakuasi pada gelombang satu pada Jumat (20/6/2025), melalui jalur darat. Sementara sisanya, masih menunggu kepastian evakuasi gelombang selanjutnya.
"Jadi tidak ada paksaan dari Kedutaan Indonesia di Teheran, apakah mau dievakuasi atau bertahan. Tapi setelah saya berkonsultasi dengan keluarga dan guru, saya memilih ikut dalam evakuasi," jelasnya.