Israel Blokir Bantuan, 66 Anak Palestina Tewas Imbas Gizi Buruk

5 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Sedikitnya 66 anak Palestina meninggal dunia akibat gizi buruk selama genosida Israel di wilayah Gaza. Gizi buruk ini disebabkan ulah militer zionis yang memblokir bantuan makanan seperti susu, suplemen gizi, dan lainnya masuk ke wilayah tersebut.

Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan blokade militer Israel tersebut sebagai sebuah kejahatan perang. Mereka mengungkap bahwa Israel menggunakan strategi yang sengaja membuat warga sipil kelaparan dan akhirnya mati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantor tersebut mengecam tindakan Israel dan menyebutnya sebagai "kejahatan yang terus berlanjut terhadap anak-anak di Jalur Gaza". Mereka juga mengecam sikap internasional yang diam atas masalah tersebut.

"Kesunyian internasional yang memalukan terkait penderitaan anak-anak yang dibiarkan menjadi korban kelaparan, penyakit, dan kematian perlahan," demikian pernyataan tersebut, melansir Aljazeera, Sabtu (28/6).

Ia juga menyatakan bahwa Israel, beserta sekutunya, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman, bertanggung jawab atas insiden ini. Mereka mendesak PBB untuk campur tangan dan segera membuka jalur agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza.

Beberapa hari sebelumnya, Badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF) memperingatkan bahwa jumlah anak-anak yang mengalami gizi buruk di Gaza meningkat dengan cepat.

UNICEF menyebut bahwa setidaknya 5.119 anak berusia antara 6 bulan hingga 5 tahun dirawat intensif karena gizi buruk akut. Jumlah tersebut merupakan catatan pada bulan Mei saja.

UNICEF menyatakan bahwa angka tersebut mewakili peningkatan hampir 50 persen dari 3.444 anak yang dirawat pada April, dan peningkatan 150 persen dari Februari ketika gencatan senjata berlaku dan bantuan masuk ke Gaza dalam jumlah yang signifikan.

"Dalam 150 hari, dari awal tahun hingga akhir Mei, 16.736 anak - rata-rata 112 anak per hari - telah dirawat karena gizi buruk di Jalur Gaza," kata Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Edouard Beigbeder.

"Setiap kasus ini dapat dicegah. Makanan, air, dan pengobatan gizi yang sangat mereka butuhkan diblokir sehingga tidak sampai kepada mereka," tambahnya.

"Keputusan buatan manusia yang menelan korban jiwa. Israel harus segera mengizinkan pengiriman bantuan penyelamat nyawa secara besar-besaran melalui semua pos perbatasan," lanjut dia.

Sebelumnya, PBB juga mengecam tindakan Israel yang diduga menjadikan pangan sebagai senjata agresi brutalnya di Gaza sejak Oktober 2023 lalu. PBB juga mendesak militer Israel untuk "berhenti menembaki warga yang mencoba mengantre mendapatkan makanan" dan bantuan pangan lainnya.

Menurut data PBB, lebih dari 410 warga Palestina tewas dan setidaknya 3.000 lainnya terluka akibat tembakan militer Israelketika mencoba mendekati titik distribusi bantuan atau sedang mengambil bantuan kemanusiaan.

"Warga Gaza yang kelaparan terus dihadapkan pada pilihan tidak manusiawi: mati kelaparan atau mempertaruhkan nyawa demi mendapatkan makanan," ujar Kantor HAM PBB dalam catatan tertulis yang dibagikan sebelum konferensi pers pada Selasa pekan ini.

Pada Mei lalu, PBB menyatakan bahwa "100 persen populasi" di Gaza berada "dalam risiko kelaparan."

(dmi/dmi)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |