Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras naik di 178 kabupaten/kota pada minggu kedua Juli 2025.
Lonjakan ini menjadikan beras sebagai salah satu komoditas utama penyumbang inflasi nasional, di tengah tekanan harga yang juga datang dari komoditas pangan lain seperti cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan kenaikan harga terjadi paling nyata di zona 1 dan zona 2.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga beras di zona 1 masih dalam rentang HET (harga eceran tertinggi), dan sampai dengan minggu kedua Juli 2025 ini naik 1,52 persen," kata Pudji dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (14/7).
Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi, dengan harga rata-rata nasional sebesar Rp14.427 per kilogram (kg), masih berada dalam kisaran HET sebesar Rp12.500 hingga Rp14.900 per kg.
Di zona 2, yang mencakup wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur, harga beras sedikit melebihi batas atas HET.
"Harga beras di zona 2 ini naik 0,90 persen. Kalau kita lihat, harga rata-rata beras di zona 2 ini sedikit di atas batas atas HET-nya," ujar Pudji.
Ia mencatat rata-rata harga beras di zona ini sebesar Rp15.431 per kg, melampaui batas atas HET sebesar Rp15.400 per kg.
Sementara itu, zona 3 yang mencakup Maluku dan Papua mencatat tren berbeda. Meski rata-rata harga beras di wilayah ini masih jauh di atas HET, yakni sebesar Rp19.791 per kg dibanding HET Rp16.800 per kg, zona ini mengalami penurunan tipis sebesar 0,03 persendibanding bulan sebelumnya.
"Secara nasional, terlihat bahwa harga beras di zona 3 berada di atas HET-nya. Namun sampai dengan minggu kedua Juli 2025 ini, sudah mengalami penurunan," ujar Pudji.
Secara keseluruhan, beras tercatat mengalami kenaikan harga di 178 daerah, naik dibanding bulan sebelumnya, dan menjadikannya komoditas penyumbang inflasi terbesar di Juni 2025.
Berdasarkan data BPS, beras memberikan andil 0,04 persen terhadap inflasi bulanan nasional yang tercatat sebesar 0,19 persen.
Sementara itu, inflasi tahunan per Juni 2025 tercatat 1,87 persen, dan inflasi tahun kalender (Januari-Juni) berada di angka 1,38 persen.
Kenaikan harga juga terjadi pada sejumlah komoditas pangan lainnya. Cabai rawit mengalami kenaikan harga di 250 daerah, bawang merah di 261 daerah, serta telur dan daging ayam ras yang ikut menyumbang tekanan inflasi.
Sebaliknya, beberapa komoditas seperti daging sapi, bawang putih, dan minyak goreng mengalami penurunan harga di lebih banyak wilayah.
(del/pta)