Disparitas Timnas Putri Indonesia dan Cita Cinta Layar Terkembang

5 hours ago 2

ANALISIS

Abdul Susila | CNN Indonesia

Senin, 30 Jun 2025 07:38 WIB

Safira Ika dan kawan-kawan sedang berjuang bak menghidupkan tulisan Sutan Takdir Alisjahbana dalam novel Layar Terkembang. Timnas Putri Indonesia sudah menjalani satu dari tiga laga dalam Kualifikasi Piala Asia Putri 2026. (Dok PSSI)

Jakarta, CNN Indonesia --

Disparitas permainan Timnas Putri Indonesia dengan kontestan Grup D Kualifikasi Piala Asia 2026 terpampang nyata di Indomilk Arena, Minggu (29/6).

Perjuangan Safira Ika dan kawan-kawan bak Layar Terkembang, novel Sutan Takdir Alisjahbana. Novel ini bercerita soal perjuangan wanita Indonesia dalam menggapai cita dan cinta.

Begitu pula tim nasional sepak bola putri Indonesia di pentas menuju Piala Asia. Asa untuk meraih tiket ke pentas benua begitu besar, tetapi jalan yang harus dilalui sepertinya begitu terjal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada laga pertama kualifikasi, Garuda Pertiwi hanya menang 1-0 atas Kirgistan. Gol semata wayang Indonesia dilesakkan Isa Guusje Warps yang menjalani debut bersama Merah Putih.

Sepanjang 90 menit pertandingan, Indonesia kepayahan menembus pertahanan Kirgistan. Saat lawan kehilangan fokus, karena situasi panas di lapangan, gol baru bisa tercipta.

Perang psikologis, kata pelatih Kirgistan, adalah bagian dari permainan. Sadar atau tidak, sengaja atau bukan, situasi itu yang membuat Indonesia bisa mencuri satu gol.

Pada hari yang sama, Taiwan menang telak 8-0 atas Pakistan. Juara Piala Asia tiga kali ini tampil solid. Kualitas sepak bola tim peringkat ke-42 FIFA ini tampak di atas rata-rata kontestan Grup D.

Dari dua pertandingan ini, sekilas, Taiwan yang akan melaju ke putaran final Piala Asia 2026 dari Grup D. Sepertinya tim asuhan Satoru Mochizuki hanya akan jadi runner up grup.

Namun, sepak bola tak mengenal hukum seperti itu. Catatan di atas kertas dan gambaran di atas lapangan boleh saja memihak Taiwan, tetapi hasil akhir akan diketahui setelah peluit panjang.

Sebelum Indonesia dan Taiwan saling berhadapan pada Sabtu (5/7), cita-cita tampil di Piala Asia 2026 masih realistis. Logika dan realitas sepak bola tak bisa dipandang hanya dari satu laga.

Memang, ada disparitas yang nyata dalam permainan kedua tim, tetapi kans sama besarnya. Indonesia boleh saja dipandang sebelah mata, tetapi besar cintanya tak boleh dikebiri.

Baca lanjutan analisis ini di halaman selanjutnya>>>


Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |