Dhea Ananda Lakukan Tubektomi, Apakah Itu?amp;nbsp;

1 day ago 5

Dhea Ananda Lakukan Tubektomi, Apakah Itu? 

Dhea Ananda Lakukan Tubektomi, Apakah Itu? (Foto: Freepik)

SECARA blablakan Dhea Ananda mengaku sudah melakukan proses Tubektomi. Apakah itu?  

Dea Ananda menjelaskan tubektomi adalah tindakan memotong dua tuba falopi. Proses ini dimaksudkan untuk mencegah memiliki anak secara permanen. 

Mantan Artis Cilik yang terkenal dengan lagu 'Naik Delman' ini menjelaskan mengenai tubektomi lantaran resah sering ditanya kapan punya anak kedua. 

"Cape banget ditanya soal rencana nambah anak kedua, kadang cukup senyumin aja kalau cara nanyanya enak, cukup jawab, belum ready," katanya, seperti dikutip dari akun Instagramnya, Sabtu (31/5/2025). 

Dalam postingannya tersebut, Dhea Ananda mengatakan melakukan tindakan tubektomi karena penyakit. Namun, tidak dijelaskan penyakit yang menjadi latar belakang pengambilkeputusan tubektomi tersebut. 

Pada intinya, tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk wanita yang dilakukan dengan cara memotong atau mengikat saluran tuba falopi. Sehingga, sel telur pun tidak akan bisa menuju rahim. Sel sperma juga tidak akan bisa mencapai tuba falopi dan membuahi sel telur. Tubektomi dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya laparotomi, minilaparotomi, laparoskopi, atau histeroskopi. 

Terkait hal tersebut, Ahli Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fertilitas Endokrin Reproduksi Prof. dr. John Rambulangi, SpOG, menjelaskan tubektomi pada wanita ialah suatu pembedahan salah satunya dilakukan dengan cara mini laparatomi (minilap), yaitu tindakan pada tuba falopi wanita melalui irisan kecil di dinding perut ± 2-3 cm yang dapat mengakibatkan wanita tersebut tidak dapat hamil.

Sejarah Tubektomi

Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Uchida dkk (1961) di Jepang untuk akseptor kontrasepsi mantap (kontap) atau sterilisasi pada wanita pasca-persalinan. Selanjutnya Mark dan Webb (1968) melakukan sayatan kecil yang tersembunyi di balik lipatan kulit bawah pusat pada akseptor pasca persalinan, sehingga parutnya tidak kelihatan.

Untuk akseptor masa interval baru dikembangkan sejak tahun 1970-an, di antaranya Vitoon Osathanondh (1972) dari Thailand mengembangkan teknik minilaparotomi yang sederhana dengan memakai alat-alat yang sederhana pula. Teknik ini tergolong sederhana mudah, aman dan murah. 

"Sesuai untuk program di negara-negara berkembang," tulis Prof. dr. John Rambulangi, SpOG(K), dikutip dari kajian literatur Program Studi Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin, Sabtu (31/5/2025). 

Lalu apa saja risikonya? 

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |