Demul Perkirakan 11 Korban Longsor Cirebon yang Hilang Meninggal Dunia

1 day ago 3

CNN Indonesia

Sabtu, 31 Mei 2025 16:09 WIB

Dalam kunjungannya, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memperkirakan 11 korban longsor tambang Cirebon yang dinyatakan hilang meninggal dunia. Dalam kunjungannya, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memperkirakan 11 korban longsor tambang Cirebon yang dinyatakan hilang meninggal dunia. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Jakarta, CNN Indonesia --

Korban meninggal dunia dalam longsor tambang batu alam di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon diperkirakan bertambah menjadi 25 orang.

Longsor terjadi pada Jumat (30/5) lalu. Sedangkan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) yang berlangsung kemarin mencatat ada 14 korban tewas dan 11 orang berstatus hilang.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi lalu mengecek kondisi di lokasi penambangan tersebut. Ia menyebut, 11 korban hilang itu diperkirakan meninggal dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada sekitar 14 korban meninggal yang sudah ditemukan dan 11 korban diperkirakan meninggal dan belum ditemukan," bebernya dalam unggahan di Instagram @dedimulyadi71, Sabtu (31/5).

Tidak ada keterangan resmi dari pihak SAR apakah 11 orang hilang itu dipastikan meninggal dunia atau tidak. Sejauh ini juga belum ada penegasan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cirebon atau stakeholder terkait yang bertanggung jawab di lapangan.

Jajaran Polda Jabar sebelumnya juga turut mencari 11 orang korban yang statusnya belum ditemukan tersebut. Nantinya, bakal dilanjutkan dengan proses identifikasi.

Di lain sisi, Dedi menegaskan dirinya siap bertanggung jawab atas biaya pendidikan anak-anak korban longsor Cirebon. Ia juga menegaskan kesanggupannya untuk menjadi ayah asuh.

"Saya juga sudah menengok salah satu korban, pedagang minuman. Seorang ibu, kemudian statusnya janda dan punya 4 orang anak. Dari 4 orang anak ini, 2 orang sudah menikah, 1 orang lagi persiapan untuk bekerja di Jepang, dan 1 orang masih status pelajar kelas 1 SMA," tuturnya.

"Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran penting bagi kita bahwa siapa pun yang menjadi tuan harus mengelola usahanya dengan baik. Bertanggung jawab terhadap seluruh peristiwa yang terjadi," tandas Dedi.

Longsor tambang di Cirebon telah ditetapkan sebagai peristiwa berstatus tanggap darurat bencana usai dikonsultasikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Status ini ditetapkan mengingat besarnya dampak terhadap kehidupan masyarakat sekitar.

Sementara itu, pihak kepolisian sudah menyelidiki bencana tersebut. Ada 6 saksi yang diperiksa polisi dalam penyelidikan ini.

Polisi menduga ada unsur kelalaian dalam kejadian tersebut. Pemilik tambang diduga tak mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku serta tidak menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dalam melakukan penggalian.

(skt/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |