Dapat Update, ChatGPT Bisa 'Berpikir' dan 'Bertindak' untuk Pengguna

7 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

OpenAI mengumumkan fitur baru ChatGPT yang memungkinkan chatbot ini melakukan tindakan atas nama pengguna. Ini merupakan bagian dari upaya industri secara luas untuk mengubah cara orang melakukan hal-hal di internet.

Sejumlah raksasa teknologi, termasuk OpenAI, berharap suatu hari nanti, pengguna dapat mengandalkan agen AI mereka untuk melakukan semua tugasnya, daripada harus berpindah-pindah antara aplikasi dan mencari informasi secara manual di web.

Melansir CNN, Kamis (17/7), mode agen terbaru ChatGPT ini merupakan sinyal bahwa raksasa teknologi semakin fokus pada asisten digital yang memiliki kemampuan jauh lebih canggih. Hal ini juga memperketat persaingan antara OpenAI dan Google.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan mengatakan mode baru ChatGPT ini dapat 'berpikir' dan 'bertindak' menggunakan komputer virtualnya sendiri, memungkinkan agen tersebut menangani permintaan yang kompleks dan berorientasi pada tindakan.

Misalnya, pengguna dapat memberikan perintah seperti "lihat kalender saya dan berikan ringkasan tentang pertemuan klien mendatang berdasarkan berita terbaru" atau "rencanakan dan beli bahan-bahan untuk membuat sarapan Jepang untuk empat orang," kata perusahaan dalam posting blognya.

Dalam sebuah video demonstrasi, karyawan OpenAI menulis prompt panjang dan rinci meminta agen untuk membantu pengguna mempersiapkan pernikahan. Prompt tersebut mencakup instruksi spesifik seperti "cari pakaian yang sesuai dengan dress code," dengan catatan bahwa agen harus mengusulkan lima opsi, beserta hotel yang dapat menampung beberapa hari cadangan sekitar acara.

Fitur baru ini tersedia bagi mereka yang berlangganan paket Pro, Plus, atau Team. Fitur ini menggabungkan dan memperluas kemampuan dari alat ChatGPT Operator dan Deep Research yang sudah ditawarkan OpenAI.

Pembaruan ini merupakan langkah terbaru dalam upaya OpenAI untuk mengubah ChatGPT menjadi asisten universal yang lebih komprehensif. Pada saat yang sama, industri kecerdasan buatan (AI) secara luas juga sedang berjuang untuk mengatasi kelemahan penting dan masalah privasi yang terkait dengan teknologi ini.

Model AI masih rentan halusinasi dan bias, serta dapat bertindak secara tidak terduga, seperti yang ditunjukkan oleh chatbot Grok dari xAI pekan lalu ketika ia mengeluarkan konten antisemit setelah diminta untuk melakukannya.

Dalam sebuah posting blog, OpenAI mengakui bahwa fitur baru ChatGPT memiliki risiko baru. Perusahaan menyatakan telah membatasi data yang dapat diakses oleh model tersebut, dan tugas-tugas tertentu, seperti mengirim email. Menurut perusahaan tugas-tugas tersebut memerlukan pengawasan pengguna.

Model ini juga dilatih untuk menolak tugas berisiko tinggi seperti transfer bank.

"Saya akan menjelaskan ini kepada keluarga saya sebagai teknologi terdepan dan eksperimental; kesempatan untuk mencoba masa depan, tetapi bukan sesuatu yang akan saya gunakan untuk tugas berisiko tinggi atau dengan banyak informasi pribadi hingga kita memiliki kesempatan untuk mempelajarinya dan memperbaikinya di dunia nyata," kata CEO OpenAI Sam Altman dalam posting di X saat mengumumkan fitur baru tersebut.

Dia menyarankan pengguna untuk berhati-hati saat memberikan akses ChatGPT ke informasi pribadi. Misalnya, memberikan akses ke kalender untuk mengkoordinasikan makan malam kelompok mungkin masuk akal, tetapi agen tidak memerlukan akses kalender untuk berbelanja pakaian atas nama pengguna.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |