CNN Indonesia
Kamis, 19 Jun 2025 14:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pengelola Investasi Danantara (Danantara Indonesia) berencana merampingkan jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beserta anak usahanya dari 888 menjadi sekitar 200 perusahaan.
Langkah ini dimulai dengan konsolidasi di sektor logistik dan asuransi yang dinilai terlalu tersebar dan tidak kompetitif.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria mengatakan saat ini terdapat 18 perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor logistik, namun seluruhnya masih berskala kecil dan belum mampu bersaing secara signifikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dilakukan kajian menyeluruh, Danantara memutuskan untuk menggabungkan seluruh entitas tersebut menjadi satu perusahaan besar.
"Kita melakukan pengkonsolidasian daripada bisnis kita tadi, yang tadinya tadi logistiknya ada 18, nanti menjadi satu perusahaan logistik yang size-nya cukup besar, kompetitif, yang mampu bersaing. Kemudian juga memberikan nilai tambah yang signifikan buat Danantara," kata Dony dalam acara IKA Fikom Unpad Executive Breakfast Meeting Kuartal Pertama Danantara di Hutan Kota, Plataran, Jakarta Pusat, Rabu (18/6), melansir detikfinance,
Konsolidasi juga dilakukan pada sektor asuransi, yang saat ini mencakup 16 BUMN. Menurut Dony, skala bisnis perusahaan-perusahaan asuransi BUMN tersebut masih terlalu kecil untuk bersaing dengan perusahaan swasta.
"Kita punya 16 perusahaan insurance, tapi tidak kompetitif karena kecil-kecil ya," ujarnya.
Melalui proses fundamental business review, ia menyebut Danantara memutuskan untuk memangkas jumlah BUMN asuransi menjadi tiga entitas besar yang mencakup asuransi jiwa, asuransi umum, dan asuransi kredit.
"Insurance kita nanti mungkin menjadi tiga, ada life insurance, general insurance, credit insurance. Tidak ada lagi yang tetapi size-nya cukup kompetitif," jelas Dony.
Ia menambahkan rencana konsolidasi ini merupakan bagian dari strategi besar untuk menyederhanakan struktur kepemilikan dan meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan BUMN.
"Kita harapkan nanti menjadi tinggal di bawah 200 perusahaan yang memang kokoh kuat. Dulu tidak bisa kita lakukan ini, karena tidak ada interkorelasinya. Hari ini kami bisa melakukan itu karena kami pemiliknya secara perusahaan," kata Dony.
(del/agt)