Asal Usul Kebaya Bukan dari Jawa, Bermula dari Maluku dan Sumatera (Foto: Okezone)
JAKARTA - Selama ini, kebaya dekat dengan budaya Jawa. Namun, bila ditelusuri lebih jauh, busana tradisional ini sebenarnya berakar dari wilayah timur dan barat Indonesia, tepatnya dari Maluku dan Sumatera.
Kebaya mengalami perkembangan budaya yang kompleks, dipengaruhi oleh percampuran unsur budaya dari Persia, Arab, hingga Portugis. Dari pengaruh tersebut, kebaya menjelma menjadi simbol busana perempuan yang mencerminkan identitas dan nilai lintas budaya di Nusantara.
Berikut ini ulasan sejarah kebaya yang dirangkum Okezone, pada Kamis (24/7/2025):
Sejarah Kebaya Masuk ke Nusantara
Meski identik dengan tradisi Jawa, kebaya memiliki sejarah yang jauh lebih luas. Berdasarkan penuturan Ketua Komunitas Perempuan Berkebaya, Lia Natalia, kebaya sebenarnya berasal dari wilayah pinggiran Nusantara, yakni Maluku dan Sumatera.
Sebagai contoh, kebaya khas Maluku diketahui mendapat pengaruh kuat dari budaya Portugis. Busana ini biasanya berwarna putih dan berpotongan seperti kemeja, khususnya untuk keperluan formal. Di sisi lain, kebaya Sumatera menunjukkan jejak budaya Persia dan Arab yang kuat.
“Karena asal kata kebaya itu dari Kabai. Kabai itu bahasa Persia artinya long coat atau mantel panjang. Lalu kemudian kalau yang abaya itu kan dari Arab ya, bahasa Arab. Jadi abaya itu kan tutupan panjang yang dibuka depan." ujar Lia Natalia, Ketua Komunitas Perempuan Kebaya saat di wawancarai oleh Okezone.
Ia juga menambahkan, bangsa Portugis memperkenalkan sebutan “cabaya” untuk jenis pakaian tersebut. Seiring waktu, pengaruh dari berbagai budaya itu menyebar ke Pulau Jawa. Karena dominasi penduduk dan budaya di Jawa, akhirnya muncullah anggapan umum bahwa kebaya berasal dari sana.